Mohon tunggu...
Rut YuliMangalikSPd
Rut YuliMangalikSPd Mohon Tunggu... Guru - GURU

SAYA MENYENANGI KEGIATAN YANG BERMANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaca Vs Cermin Kehidupan

27 Oktober 2022   05:30 Diperbarui: 27 Oktober 2022   05:34 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kaca vs Cermin Kehidupan

Oleh Rut Yuli Mangalik, S.Pd. 

Hari-hari yang kita jalani saat ini, bukan untuk menghakimi orang lain,menghina orang lain,apa lagi sampai menghujat orang lain, dengan kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut kita, sebab manusia diciptakan oleh Tuhan tidak ada yang sempurna.

Ketika, saya melihat komentar orang-orang di media sosial, tidak tanggung-tanggung dalam mengeluarkan kata-kata, mereka senangnya menghina orang, memaki orang, menyerang orang,dan bahkan membuly orang , dan tanpa kita sadari itu dapat berakibat fatal bagi orang tersebut.

Menyakiti dan melukai perasaan orang lain inilah yang dikatakan

 " bercermin Bestie" punya kacakan di rumah! Sebab di dalam pertandingan seorang pelari tidak sibuk melihat pelari lain, dia hanya sibuk melihat tujuan akhirnya atau garis finishnya saja. 

Begitupun di dalam kehidupan ini, kita  tidak perlu menjadi orang yang gila urusan dengan kehidupan orang lain, sebab Alkitab berkata " Aku melupakan apa yang ada dibelakangku, dan mengarahkan diri kepada apa yang ada didepanku ". 

Anak-anak Tuhan, jangan sampai tertipu dengan dunia ini, ayo mari kita lakukan kebenaran jangan sibuk menyerang orang lain, yang sebenarnya dia juga tidak mengenal kita. contoh kasus yang sedang viral akhir-akhir ini, kasus Jenderal Sambo dan Lesti-Bilar, benar tidak, 

Kita saja yang mengenal mereka, tetapi mereka tidakkan, jadi apa untungnya buat kita untuk menghakimi mereka, yang ada mereka semakin terkenal dan kita-kita yang dapat dosanya.

Kesimpulannya, jangan sibuk menghakimi orang,membuly orang, tetapi hidup kita sendiri minus.

Ayo berjuang terus untuk memuliakan Tuhan, agar hidup kita membawa damai, menjadi berkat buat orang lain, sehingga lewat hidup kita yang berkenan kepada Allah, banyak orang yang tertolong dan terselamatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun