Presiden Joko Widodo memberitahu kepada awak media di Istana Negara, Jakarta, Â bahwa beliau menelpon Presiden China Xi Jinping untuk menyampaikan duka cita atas wabah virus corona SARS-CoV-2 yang kembali terjadi. Jokowi menegaskan Indonesia siap memberikan bantuan kepada China.
"Saya juga sampaikan bahwa Indonesia yakin RRT bisa selesaikan masalah virus corona dalam waktu secepat-cepatnya. Itu kira-kira yang saya sampaikan kepada Presiden Xi Jinping," kata Jokowi (detiknews.com, 12/2/2020).
SARS-CoV-2 adalah nama resmi yang diberikan oleh Study Group dari Komite Taksonomi Virus Internasional atau International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV).
Dalam laporan yang dimuat di bioRxiv, CSG memutuskan nama SARS-CoV-2 untuk virus yang sedang mewabah karena virus ini ditemukan sebagai varian dari virus corona yang menyebabkan wabah severe acute respiratory syndrom (SARS) pada tahun 2002-2003.
Alhasil, virus yang sedang mewabah ini diberi nama severe acute respiratory syndrome-related coronavirus 2 atau SARS-CoV-2 ( kompas.com,12/9/2020).
Menyikapi fakta ini, memang dunia belum berhenti dari berkabung. Masih bakal ada tambahan korban akibat penyebaran virus Corona dengan nama baru.
Artinya, bukan hanya Cina yang harus lebih serius menanganinya. Tapi juga negara lain diseluruh dunia ini, termasuk Indonesia yang termasuk negara paling lambat dalam merespon hadirnya wabah ini.
Indonesia yang dengan pongahnya mencoba new normal life, akhirnya gagal total. Sebab keadaannya memang, Â penyebaran Covid-19 belum sampai puncaknya dan Indonesia terburu-buru mengambil kebijakan tersebut.
Akhirnya sekarang keadaan bertambah parah. Namun ditengah kegentingan ini justru presiden menjanjikan bantuan kepada Cina.
Mengapa tidak fokus  kepada penanganan pandemi dalam negri terlebih dahulu? Bukannya membenci perbuatan menolong, dalam agama apapun pasti sepakat jika menolong diwajibkan sebab termasuk dalam kebaikan.
Namun akankah bak lilin yang cahayanya menerangi sekelilingnya namun badan hancur lebur? Jagad Twitter pun heboh dengan pernyataan presiden. Hingga muncul pendapat satir biar tekor asal yohor, dengan kata lain tak peduli jatuh miskin asal terkenal. Apakah ini pencitraan, untuk apa dan siapa?