Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Happy Birthday

27 Juli 2019   15:06 Diperbarui: 27 Juli 2019   15:22 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat hari ini, 27 Juli 2019, 45 tahun lalu aku dilahirkan. Banyak kisah terkait kapan, dimana dan bagaimana aku dilahirkan. Yang jelas bukan di Rumah Sakit favorit, dengan tempat tidur tersendiri dan berselimutkan kain flanel.Terlahir dari keluarga Kristiani, yang sedang babat alas, menyebarkan dakwah, Kristen tentu saja, ke desa-desa terpencil jauh dari hiruk pikuk kota. Tempat tinggal saja berpindah-pindah sesuai penugasan ayah.

Waktu terus berlalu, demi sebuah pencapaian ambisi kedua orangtua, akhirnya aku benar-benar terpisah dengan mereka. Namun ternyata keadaan itu membawa kepada keadaan lain yang sungguh diluar dugaan, hingga hari ini. Masih suka bertanya dalam hati, benarkah?

Allah sebaik-baiknya perencana. Dimana hendak diturunkan hambaNya tentu itu bukan azab namun ujian kehidupan agar makin bijak. Jika ujiannya masih sama hingga hari ini berarti kita belum layak naik ke level berikutnya.

Layaknya tanaman, keimanan inipun tumbuh kembang kempis karena cuaca dan iklim. Jika baik maka tumbuh segar,  sebaliknya jika dalam keadaan hujan dan panas yang terus menerus akan segera membusuk akarnya dan samasekali tak berbuah.

Termasuk merayakan ulangtahun, dulu merasa wajib. Bagaimanapun hari lahir itu istimewa, mesti dirayakan sebagai bentuk penghargaan. Hingga jatuh ke anakpun tetap kutanamkan hal yang sama. Tak afdhol kalau gak lemburan membuat sekaligus menghias kue tart, kebayang binar mata anak ketika dia make a wish dan meniup lilin angka sejumlah usianya.

Ternyata, yang demikian adalah amal tasyabuh atau menyerupai kaum lain ghoiru Islam. Tak ada dalil yang demikian dalam Islam. Dengan ngaji aku paham sedikit demi sedikit dan meninggalkannya bukan pekerjaan yang mudah. Namun dengan tekad kuat dan berkali-kali mengulang peringatan Allah tentang azab dalam benak dan pikiran , akhirnya bisa.

Tak lagi khusus merayakan, tak lagi mengucapkan hanya mengingat namun dalam bentuk yang lebih simple, yaitu dengan muhasabah. Namun ternyata tak semudah membalikkan tangan, saya bisa, tapi masyarakat tidak. Parahnya kiblatnya adalah para artis dan pesohor negeri dan dunia. Para pebisnispun menangkap peluang dengan diskon paket ulangtahun, caddle dinner yang lebih privat, tiket gratis di taman hiburan dan sebagainya.

Mereka tak sepemahaman dan tak sepemikiran. Apalagi satu aturan. Padahal sebuah perubahan yang hakiki tak butuh kumpulan individu saja. Tapi yang berinteraksi, punya pemikiran, pemahaman dan peraturab yang sama. Inilah alasannya Rasulullah melarang kita tasyabuh, melakukan amal mirip kaum lain selain Islam. Karena jika awalnya saja kita tak berat meniru prilaku mereka maka selanjutnya kita tak berat mengadopsi dan menjadikannya bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

Muncullah dampak yang mengerikan, seks bebas, perilaku menyimpang, gaya hidup mewah dan berlebihan dan lain-lain...artinya makin melalaikan dari mengingat Allah hanya berawal dari membebek gaya hidup kaum selain Islam berikut mengambilnya menjadi kepemimpinan berpikirnya.

Berat kan...
Maka, mohon pahami jika sudah sejak lama tak lagi mengucapkan selamat ulangtahun dan selamat yang lainnya. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Mencoba konsisten, karena tahu betapa sulitnya hari ini mengumpulkan amal salih.

Betapa rindunya hati melihat Khilafah tegak kembali, semua urusan rakyat diurus hingga tak ada lagi amal sia-sia, setiap individu didorong untuk sungguh-sungguh menjadikan sisa usianya bermanfaat. Begitupun hartanya. Tak ada kesempatan untuk boros apalagi menimbun harta demi kenyamanan pribadi. Karena setiap harta dari orang yang dilebihkan oleh Allah ada hak sesama saudaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun