Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilihan Berprestasi di Hadapan Allah

9 Oktober 2018   12:50 Diperbarui: 9 Oktober 2018   13:59 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhelatan Asian Para Games 2018 hari ketiga, Senin (08/10/18) mestinya menjadi ajang pembuktian bagi atlet judo difabel Tanah Air, Miftahul Jannah. 

Hari itu  ia dijadwalkan akan bertanding melawan atlet judo asal Mongolia, Gantulga Oyun di JIExpo Grand Ballroom. Namun kini beredar informasi jika mahasiswi Universitas Pasundan itu memilih untuk didiskualifikasi karena terbentur regulasi (INDOSPORT.COM/8/10/2018).

Penyebabnya adalah  dalam judo  penggunaan hijab dilarang karena termasuk dalam kategori alat pelindung kepala, sementara Miftahul menolak untuk melepas hijabnya.

Hati terasa perih, dimana letak keberpihakan pihak yang berwenang terhadap hak atlet muslimah? Bukankah ajang olahraga se asia tenggara ini adalah ajang meraih prestasi, menunjukan kemahiran dan bukan ajang mempertontonkan kepribadian atlet itu apalagi agamanya.

Saya rasa semua sepakat jika semua agama akan punya peraturan dalam hal ibadahnya. Namun Islam lebih sempurna dari itu. Islam memiliki peraturan tidak saja ketika beribadah bahkan setiap apa yang hendak dilakukan oleh pemeluknya dalam setiap kesempatan, waktu dan tempat. 

Islam sempurna karena mengatur akidah dan peraturan. Maka Islam menuntut pemeluknya untuk senantiasa terikat, tunduk , taat dan patuh dengan akidah dan peraturannya.

Olahraga dalam Islam sangat dianjurkan. Karena ia akan mendatangkan kesehatan dan kekuatan jasmani.  Sebagaimana  Rasulullah bersabda,

"Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah" (Riwayat Sahih Bukhari/Muslim)

Rasulullahpun pernah mengajak Aisyah untuk menonton para sahabat berlatih pedang dan mengajak Aisyah untuk lomba lari. Semua itu menunjukkan kepada kita bahwa olahraga adalah bagian dari apa yang dilakukan kaum muslimin. Tentu untuk tujuan kesehatan dan ketrampilan.

Sebagaimana amalan yang lainnya, maka olahragapun harus terikat dalam standar hukum yang sama yaitu halal dan haram. Jika olahraga menjadi wasilah terjadinya praktek keharaman, seperti mengundi kelompok mana yang akan menang, berjudi, membuka aurat hingga pelanggaran-pelanggaran yang lainnya maka hukumnya akan menjadi haram.

Dalam sistem bukan Islam, maka agama akan dipisahkan dari kehidupan sehari-hari ( sekulerisme). Ketika manusia memenuhi kebutuhan hidupnya, baik jasmani dan rohani, bahkan yang terkait dengan olahraga dan kesehatanpun samasekali tidak memasukkan unsur agama. Semua dihitung dari manfaat atau tidak. Bagi seorang mukmin ini akan fatal akibatnya. 

Amal yang mana yang yakin akan mengantar dia ke surga? tidak ada yang bisa menjamin, maka menjadi keharusan untuk menjadi lebih bijak dan cermat mempersiapkan amalan terbaik untuk meraih surga. Bagi seorang muslim di dunia adalah saatnya menunjukkan prestasi-prestasi yang luar biasa di hadapan Allah. Allah berfirman yang artinya:

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" (Qs. Al Ahzab: 36).

Ayat ini menegaskan. Bahwa tidak ada tawaran ketika sebuah amal itu dihukumi wajib. Tidak akan pernah berubah sunnah,, mubah bahkan makruh. Menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap muslimah ketika mereka berada diluar rumah dan berkegiatan apapun.  Maka saatnya membangun kembali junnah atau perisai umat agar kita sebagai muslim terjaga dari sesuatu yang justru mempersulit kita beribadah. 

Tidakkah terbuka hati- hati dari mereka yang menyaksikan alam murka, karena  manusia menjadi penentang yang nyata. Menduakan Allah yang satu dengan berhala baru, yaitu uang dan perundang-undangan. Wallahu a'lam biashowab.

Oleh: Rut Sri Wayuningsih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun