Mohon tunggu...
Rut sw
Rut sw Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga, Penulis, Pengamat Sosial Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha melejitkan potensi dan minat menulis untuk meraih pahala jariyah dan mengubah dunia dengan aksara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memikul Amanah Tanpa Terpukul

6 September 2018   07:46 Diperbarui: 6 September 2018   08:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Terkadang seseorang melihat dirinya kecil, tak berdaya ketika menerima amanah. Otaknya diperah agar muncul persepsi yang membenarkan perkiraannya. Seluruh anggota badannya digerakkan sesuai apa yang ia mahfumi, hingga benar-benar muncul pembenaran," ini kan aku bukan kamu...kamu kan begitu, begini, beda dengan aku..mudah bagimu karena kamu punya ini punya itu sedangkan aku...dan lain-lain"

Sangat menarik menyimak sebuah kisah ketika berada di kelas bahasa arab. Ada seorang pelajar yang menangis tersedu-sedu, seorang guru perempuan yang kebetulan berjalan melewatinya melihat kemudian bertanya, " Mengapa engkau menangis?" " Aku mendapat tugas menghapal sebuah lagu, guruku bilang, bagi siapa saja yang bisa menghapalnya akan mendapatkan hadiah menarik, aku sangat menginginkannya namun hapalanku parah, sedari tadi begitu susahnya aku menghapal, sebarispun belum kuingat" jawab pelajar itu.

Sang guru tersenyum, " Mari...aku beritahu sesuatu". Kemudian guru itu menunjuk pada sebatang pohon yang berada di dekat mereka. Kemudian menunjuk pada sekumpulan semut yang berkumpul di batang terrendah dari pohon itu." Kamu lihat semut itu? dia hendak mengumpulkan makanan yang hendak mereka simpan di gudang, gudang itu ada di pucuk pohon ini, dan apa yang kamu lihat?"

Sang pelajar mengamati secara teliti, sedetik berikutnya dia melihat bagaimana semut itu menarik sedikit demi sedikit makanan itu keatas dengan bantuan tubuh-tubuh temannya. Mereka terus menarik dengan kaki2 mereka yang kecil, melewati berbagai tekstur batang pohon, hingga perlahan namun pasti makanan itu sampai ke gudang semut.  Pelajar itu menjadi takjub namun tidak tahu bagaimana menyimpulkan kejadian itu.

Kemudian sang guru kembali tersenyum, " Sekarang kamu tahu? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selama kamu mau berusaha dan tekun. Bagaimanapun besar keberhasilan seseorang itu selalu diawali dari sebuah langkah kecil. Semut-semut itu di ilhami oleh Allah swt untuk menjadi contoh bagi kita, agar tidak mudah putus asa dan tidak mudah menjustice dengan keberadaan kita. Siapapun kita, pasti bisa melakukan suatu keberhasilan, meskipun hanya sekali seumur hidupnya".

Pelajar itu matanya berbinar, kemudian kembali dia menghapal bait demi bait dengan kesabaran dan keyakinan bakal bisa mendapatkan kesuksesan. Dan pada hari yang ditentukan, pelajar itu benar-benar mendapatkan apa yang dijanjikan gurunya, sebuah hadiah yang istimewa.

Satu pelajaran penting dari kisah diatas, jangan pernah mengatakan tidak sebelum benar-benar datang sebuah ujian.

Betapa Allah menyayangi kita hambaNya melampaui apa yang kita sangka, segala sesuatunya telah dipersiapkan sesuai kadar kemampuan hambaNya, sebgaimana firman Allah di Qs Al-Baqarah 2 : 286, yang artinya:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. 

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. 

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun