Pagi
Gemericik air membasuh jiwa sejuk embun membalut asa
Senandung sang dewi kepada semesta puan beranjak mengukir cerita
Siang
Mentari merayap berbinar-binar kulit putih kian terbakar
Raut wajah perlahan memudar namun senyumnya jelas tergambar
Malam
Sukma senantiasa membara menopang beban seangkasa
Puan tak ingin merana, menelan bala dengan usapan dada
Puan...
Tuan melepuh di kepulan kelabu, jangan tersedu rintihnya di balik abu.
Mata sayu memandang layu puan rindu ingin mengadu. Bertemu.
Puan tak akan mengambau masih ada waktu bersama ibnu
Mimpi berjalan perlahan, puan mengecap angan...
Puan berlayar menuju cahaya
Tangan keriput memeluk masa kaki tertatih menginjak lara
Tengadah ke langit penuh sapa Tuan bersenandung di surga
Puan bidadari penghuni bentala
Medan, 13 Februari 2018
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!