Mohon tunggu...
Ruth  Bien
Ruth Bien Mohon Tunggu... Lainnya - Try,try,try and never give up.

Ingin hidup di dalam puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bidadari Penghuni Bentala

16 Oktober 2020   19:14 Diperbarui: 17 Oktober 2020   17:33 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://indoartnow.com/artists/sentot-widodo

Pagi

Gemericik air membasuh jiwa sejuk embun membalut asa
Senandung sang dewi kepada semesta puan beranjak mengukir cerita

Siang
Mentari merayap berbinar-binar kulit putih kian terbakar
Raut wajah perlahan memudar namun senyumnya jelas tergambar

Malam
Sukma senantiasa membara menopang beban seangkasa
Puan tak ingin merana, menelan bala dengan usapan dada

Puan...
Tuan melepuh di kepulan kelabu, jangan tersedu rintihnya di balik abu.
Mata sayu memandang layu puan rindu ingin mengadu. Bertemu.
Puan tak akan mengambau masih ada waktu bersama ibnu

Mimpi berjalan perlahan, puan mengecap angan...

Puan berlayar menuju cahaya
Tangan keriput memeluk masa kaki tertatih menginjak lara
Tengadah ke langit penuh sapa Tuan bersenandung di surga

Puan bidadari penghuni bentala

Medan, 13 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun