Bukan nazar, hanya sekedar permainan
Ditengah keramaian perayaan tujuh belasan
Setelah fajar datang mengingatkan
Pagi ini sudah 74 jam yang tak dirasa
Dibiarkan mengalir kata-kata
Hanya dengan diksi sederhana
Telalu lama laman ini dalam 74 jam tanpa jeda
Aku sedang merayakan sendiri dengan caraku sendiri tanpa sebelumnya ada kabar berita
Telah dipertemukan dalam tiga pagi
Sebelum subuh tiga hari yang lalu, ketika kemarau mengiringi
Aku mengawali ditemani secangkir kopi
Selesai sudah Rabu pagi
Sudah 74 jam
Negeri ini belum diam
Ramai dengan perayaan 74 tahun Indonesia Merdeka
74 puisi tanpa henti bukanlah apa-apa
Bila dibandingkan dengan darah dan air mata
Palawan yang telah merebut kemerdekaan, diseluruh pelosok negeri, hingga pulau Bangka
Bergegas ketika pagi
Kuselesaikan perayaan ini
Seiring kokok ayam yang tiada henti
74 jam hanyalah jam
Bila tak bisa, bisa seperti peluru tajam
Banyak makna kudapatkan dalam diam
Pagi telah mengirimkan matahari
Telah lahir banyak puisi
Puisiku banyak lahir dari rahim pagi
Tanpa perih, juga tersakiti
74 jam diantarnya pagi
74 puisi tanpa tangis bayi
74 tahun negeri ini
Sungailiat, 21 Agustus 2019