Hujan tengah malam telah membatalkan kemarau. Tanah kering telah dibasahi hingga menenggelamkan sawah di kaki bukit hingga tambak udang di dekat hutan bakau. Telah membuat petani risau.
Hujan lebat tengah malam telah menyelamatkan alam yang mulai kering. Kembali melekatkankan tanah yang mulai terkelupas di dinding tebing. Telah menyegarkan pesisir, yang membuat berlarian kepiting.
Pagi yang menyegarkan, membangkitkan semangat yang sempat dehidrasi. Lumpur kering, hampir membuat kepiting bakau prustasi. Kemarau berlum berhenti. Cuaca tidak pernah membuat janji. Bukan tidak percaya dengan cuaca karena musim yang tak pasti, setelah bumi dipenuhi polusi.
Hujan tengah malam di tengah kemarau hanyalah kebetulan. Ketika Tuhan memberikan kesempatan menjadikan kemarau sebagai cobaan. Tanda-tanda alam telah mengingatkan kealpaan, ketika kita telah membuat pikun diri sendiri dengan kepura-puraan.
Sungailiat, 7 Juli 2019