Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tersisa dari Pantai Gersang

3 Juni 2019   12:43 Diperbarui: 3 Juni 2019   12:53 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersisa dua pohon kelapa setelah pantaimu dibantai gelombang. Tak mampu bertahan kuatnya karang. Abrasi telah mengikis pantai gersang. Pantai yang pernah membuat kita terpanggang. 

Kini lebih tiga dasawarsa. Ketika kita belum mengerti arti cinta. Pantai masih bertahan dengan apa adanya. Terkikis perlahan pantai yang saat ini telah dipenuhi luka. Tertikam pedang tanpa mata. Banyak kata kita tumpah sudah tak ada guna. Matahari pagi terlihat tersiksa. 

Pantai gersang dibiarkan teraniaya dalam waktu yang panjang. Pantai yang telah dilupakan terhapus untuk dikenang. Kita belum terlalu tua belum waktunya lupa. Orang tua kita pernah lama di pantai ini menambatkan perahu dan jala sejak kecil hingga menjadi tua. 

Kita bukan keturunan pelupa tapi pura-pura. Obati pantai gersang dari luka. Agar kita tidak ditulis batu karang sebagai generasi durhaka. 

Sungailiat, 3 Juni 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun