Istri selalu mengingatkan agar saya tidak mengkonsumsi yang manis-manis berlebihan ketika berbuka puasa. Mengkonsumsi makanan yang mengandung gula berlebihan tidak baik untuk kesehatan.
Peringatan yang selalu diutarakannya itu ketika akan berbuka puasa, saya jawab dengan bercanda,” kamu kan sudah manis, jadi tak perlu lagi makan yang manis-manis.” Hingga ia tersipu. Peringatannya selalu saya patuhi untuk tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula seperti kolak, sirup, jus dan lain-lain yang kadang-kadang saat berbuka puasa dihidangkannya. Ini dilakukan untuk memenuhi keinginan anak-anak yang seleranya bermacam-macam, ada yang suka kolak, ada yang suka jus, belum lagi ditambah dengan berbagai jenis kue yang juga rasa manisnya sangat kuat, menunjukkan bahwa kadar gulanya cukup tinggi.
Seingat saya kata-kata, “berbukalah dengan yang manis,” bukanlah diambil dari hadist namun itu merupakan kalimat promosi salah satu produk. Anjuran ini adalah iklan produk yang membuat melekat diingatan konsumen. Begitu kuatnya kalimat propaganda yang dipergunakan dalam iklan sehingga seakan-akan sebagai anjuran.
Seperti juga produk lain diantaranya salah satu merek air mineral, sehingga produk air mineral yang lain disebut merek yang itu. Begitu pula salah satu merek mie instan karena melekatnya dimasyarakat, merek mie instansi itu disebutkan untuk produk mie instan yang lain. Selain itu beberapa merek lainnya sperti sepeda motor, barang elektroni dan lain-lain.
Jadi makan yang manis ketika berbuka puasa bukanlah anjuran tapi iklan dari salah satu produk. Anjuran itu juga tidak salah, karena zat gula juga dibutuhkan untuk tubuh apa lagi seharian tidak minum karena puasa. Namun mengkonsumsi yang manis ketika berbuka puasa agar dibatasi dan tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu kesehatan.
Pengalaman saya ini semoga dapat bermanfaat. Walaupun berpuasa tubuh kita tetap segar dan bertenaga, sehingga tidak menggangu aktifitas sehari-hari.
Salam dari pulau Bangka.
Rustian Al Ansori