Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pucuk Merah Berdarah

14 Maret 2019   18:20 Diperbarui: 14 Maret 2019   20:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada darah
Tak ada yang mengalir merah
Diantara warna merah berdarah
Ketika langit cerah

Berbeda warna pucuk merah
Terang kuat berwarna darah
Berbeda dengan hari-hari yang telah dilalui
Tetap bertahan dengan warna alami

Ketika iklim rasa yang berubah
Diantara ujar marah-marah
Diantara permainan fitnah
Terasa goyah membuat kekuatan melemah 

Pucuk merah menjadi berubah
Begitu kuatnya fitnah
Musim yang bertaburan dosa
Ketika para penguasa berebut kuasa

Pucuk merah berwana darah telah memberi pertanda
Pucuk merah di depan rumah ikut merasakan panasnya kata-kata
Mengapa mesti berdusta?
Bicara saja apa adanya

Kata-kata membuat luka
Telah disampaikan penjual kata
Tumbuhanpun ikut luka
Tanahpun ikut luka

Terlalu banyak kata
Berhentilah berkata-kata
Jangan sampai Tanah Air berdarah
Cukup pucuk merah saja yang berdarah

Sungailiat, 14 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun