Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sedekah 500 Rupiah Sehari, Membiasakan bagi yang Tak Biasa

12 Februari 2019   06:09 Diperbarui: 12 Februari 2019   18:10 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak sedekah Limaratus rupiah sehari (Semari) di ruang bagian Keprotokolan Setda Bangka (dokpri)

Di ruang kantor saya ada kotak bertuliskan "Semari". Kebetulan salah satu teman satu kantor sebagai bendahara Semari. Adalah Waloyo, yang biasa teman-teman panggil Mas Yok. Lelaki asal Jawa Timur ini sudah lama menetap di Sungailiat, sekarang sebagai PNS di Pemkab Bangka.

Semari sendiri adalah kependekan dari “Sedekah Lima Ratus Rupiah Sehari”, yang merupakan program Pemkab Bangka. Dana yang terkumpul dari Semari disalurkan kepada mereka yag tidak mampu, di antaranya karena sakit, tertimpa musibah, dan lain-lain.

Berbagai cara yang dilakukan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menghimpun dana Semari. Ada yang memotong langsung di gaji setiap bulan sebesar Rp 500 x 30 hari. Jadi yang dipotong melalui gaji setiap bulannya sebesar Rp 15 ribu.

Bagi saya kalau cara pemotongan seperti itu memang praktis dan jumlah penerimaannya pasti setiap bulannya, namun namanya bukan Semari lagi tapi sedekah Rp 15.000 sebulan.

Didasari itu, kami tetap menerapkan sedekah Rp 500 sehari dengan menyediakan kotak amal yang bertuliskan Semari, untuk mengingatkan teman-teman satu kantor bersedekah setiap harinya. Namanya sedekah, bukan paksaan tapi dengan kesadaran sendiri (keikhlasan) yakni sedekah karena Allah. 

Keberadaan kotak Semari sebenarnya sebagai edukasi untuk membakitkan rasa empati dan kepedulian sosial dimulai dari yang tidak memberatkan yakni bersedekah Rp 500 sehari. Selain sebagai ibadah, karena semua agama mengajarkan agar peduli kepada sesama, juga disiplin bersedekah. Kata pepatah, ala bisa karena biasa. 

Kendati sudah ditempatkan kotak Semari, tidak semua orang bisa mendatangi berniat untuk memasukkan uang receh Rp 500 setiap hari. Saya tetap berbaik sangka, hal ini karena belum terbiasa saja. Program Semari, merupakan kegiatan sosial yang juga bisa mengedukasi anak-anak. 

Kotak-kotak Semari bisa ditempatkan di sekolah-sekolah, dimulai dari Pendidikan Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi selain sebagai edukasi juga bila peserta didik sudah terbiasa bersedekah setiap hari maka dapat terhimpun jumlah sedekah yang lebih besar dan akan dapat membantu lebih banyak jumlah warga yang tidak mampu.

Rasa kepedulian sosial itu dibangkitkan dengan kegiatan yang tidak memberatkan yakni sedekah Rp 500, kendati sudah ada kotak yang tersedia masih terlihat mereka yang berat untuk memasukannya. Hal tersebut menunjukkan, tidak semua orang bisa melakukan dengan kesadaran sendiri, masih efektif dengan paksaan walapun tidak tahu hati mereka terbebani (tidak ikhlas).

Program Semari yang sedang digalakkan Pemkab Bangka, sangat mengidukasi dan bisa mengukur rasa kepedulian sosial untuk membantu bagi sesama khususnya bagi warga yang kurang mampu.

Saya belum mengetahui berapa jumlah isi kota Semari satu bulan lalu yang sudah terkumpul di kantor saya. Dari jumlah ini nanti bisa menjadi ukuran sejauh mana keinginan bersedekah teman-teman satu kantor saya.

Ayo, bersedekah Rp 500 sehari, untuk membiasakan bersedekah setiap hari.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al Ansori

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun