Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Petang Membongkar Bara

14 September 2018   17:27 Diperbarui: 14 September 2018   17:34 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Oleh : Rustian Al Ansori

*

Sibuk menelusuri kasus yang meniti petang hingga dikaki bukit yang terbakar. Api menyala setelah dipanasi kemarau yang tak panjang . Semakin panas karena hingga petang berlanjut bertengkar. Keadilan telah terasa timpang.

Petang sedang membongkar tumpukan kayu yang membara. Terus panas ketika dendam yang tak berkesudahan. Terus saja tak pernah habis mencari perkara. Tak jelas apakah akan berakhir dengan kepastian.

Ketidakadilan akan memunculkan kecurigaan. Telah gagal paham memaknai hingga tak tahu telah berbuat kesalahan.

*

Sungailiat, 14 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun