Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepi Tak Bernyawa

2 September 2018   01:55 Diperbarui: 2 September 2018   02:01 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupikir tinggal aku sendiri. Ternyata masih ada beberapa yang bertahan ketika dini hari. Beberapa orang masih mendengar suara musik nyaring. Ada pula yang sulit terpejam walau sudah baring. Aku memilih diam membayangkan kata. Ingin kususun bersama sepi yang tak bernyawa. 

Mencari kata - kata dalam sepi. Memungut aksara yang berserakan terinjak kaki. Bila tak diambil akan terbengkalai hingga pagi. Lembab embun akan menggigil hati. 

Sepi tak bernyawa. Dingin membeku di dada. Telah ditemukan aksara. Disusun bersama sepi telah menjadi kata. Sepi juga telah menyulam kata menjadi kalimat sarat makna. 

Makna tersurat adalah nyata. Makna tersirat bersembunyi dalam kata. 

***

Sungailiat, 2 September 2018 

Rustian Al Ansori 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun