Tujuh belas menit waktu yang tersisa tak mungkin bisa merubah dunia. Tapi kuyakini tujuh belas menit bisa mengabarkan kepada dunia. Tujuh belas menit bukan waktu yang direkayasa. Tapi waktu yang sesungguhnya yang dikejar untuk mendapatkan satu nama.Â
Tujuh belas menit waktu yang telalu membikin ribet untuk menghitung detik demi detik. Sekarang sudah memasuki lima belas detik. Aku tak pernah Menghitungnya, tapi harus diikuti karena ada penghujung. Ketika diakhir detik dapat dihitung rugi apa untung.Â
Hidup diantara dua pilihan utung atau rugi. Â Tapi tujuh belas menit waktu yang dilalui menentukan hidup atau mati. Tujuh belas menit bukan target. Bukan pula mengulur - ulur waktu bak permen karet. Tapi tujuh belas menit ini adalah pilihan. Seperti juga lima waktu sehari menjalankan kewajiban.Â
Sudahlah, aku tidak main tebak - tembakan. Tapi aku mau membuktikan kebenaran. Apakah tujuh belas menit waktu tersisa adalah kematian?Â
Sungailiat, 6 Agustus 2018Â