Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Segumpal Pagi

4 Desember 2017   06:00 Diperbarui: 4 Desember 2017   08:24 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika bagun pagi masih telihat kau menggupal di hati. Terlihat wajahmu yang tak berseri. Begitu pula tanpa sapa tanpa kata terucap. Kau tak bisa meleburkan dendam yang kemarin sehingga hati tertancap

Pagi masih menyisahkan nyeri di hati. Menjadi sesak dalam segumpal pagi. Masih ada harapan   kepada matahari semoga bisa menyinari. Hangat matahari bisa meleburkan segumpal pagi.

Kalau pun tidak mampu matahari pagi ini masih ada pagi - pagi yang lain. Memang lama tapi tak masalah karena menunggu tak selamanya membosankan. Kata maaf masih bisa menjadi jalan untuk segumpal pagi agar tak bertahan dibatin. Segumpal pagi jangan menjadi skat yang bisa meruntuhkan bangunan keharmonisan.

Sungailiat, 4 Desember 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun