Mohon tunggu...
Berbagi Inspirasi
Berbagi Inspirasi Mohon Tunggu... Dosen - Rust Gerotha

Ketika Inspirasi ini menjadi Liar, maka Biarkan Jemari ini terus menari diatas Keyboard agar ide inspiratif akan tertuang dengan indah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Civitas UMHT Lakukan Kegiatan Pengabdian Masyarakat pada Kelompok Anak Jalanan di Rumah Singgah Akur Kurnia

28 Agustus 2019   18:22 Diperbarui: 29 Agustus 2019   10:40 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan PKM di RSAK

Sekelumit Tapak Jejak Rumah Singgah Akur Kurnia

Rumah Singgah Akur Kurnia adalah salah satu Rumah Singgah yang ada di daerah Pasar Induk Jakarta Timur yang di kelola oleh Bp. Hj Otong, SH. Merupakan wadah untuk menaungi, serta membina kelompok anak jalanan wilayah Pasar Rebo, Taman Mini dan Cililitan. Total anak jalanan yang terdata di Rumah Singgah Akur Kurnia sekitar 150-an.

Kerasnya kehidupan ini sehingga banyak orang yang menjadi gelandangan atau orang-orang yang tidak memiliki rumah (Tuna Wisma) di Jakarta. 

Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar tempatnya bekerja itulah Hj. Otong seorang pria kelahiran Serang, 25 September 1955 berinisiatif mendirikan Rumah Singgah Akur Kurnia (RSAK).

Rumah Singgah ini didirikan karena keprihatinanya yang mendalam atas berbagai peristiwa memilukan. Hobinya bersepakbola membuat Hj. Otong lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan anak-anak pengemis dan gelandangan sekitar Pasar Induk Kramat Jati. 

Dari kegiatan latihan sepakbola, Hj. Otong mulai menarik simpati anak-anak. Mereka diajaknya berbicara dari hati ke hati. Dari situ ia juga memahami problematika dan emosi anak anak asuhnya sehingga Yayasan Akur Kurnia didirikan sebagai media untuk membina anak anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar Induk Kramat Jati.

Berdasarkan informasi yang kami terima dari Hj. Otong selaku Vendor, bahwa Rumah Singgah ini berdiri sekitar tahun 1980an. Kemudian pada tahun 1998 diurus badan hukumnya menjadi Organisasi Sosial (orsos). 

"Awalnya saya mengumpulkan anak jalanan untuk main bola, sekedar menyalurkan hoby, karena saya pemain bola. Saya juga suka dengan anak-anak, dan dari awal memang saya cere dengan mereka. Saya juga ajak mereka dagang, biar gak keluyuran di jalanan. Mengurus anak marginal, ibarat mengurus anak singa, tapi karena sudah menjadi hoby, jadinya bergelut sampai sekarang" kata Hj. Otong

Hj. Otong SH, Vendor Rumah Singgah Akur Kurnia
Hj. Otong SH, Vendor Rumah Singgah Akur Kurnia
Dalam penjelasan lanjutan, Hj. Otong mengatakan bahwa Ide awal untuk membentuk Rumah Singgah ini adalah semata mata membantu para anak jalanan agar dapat hidup layak, selayak anak-anak pada umumnya. 

Umur anak jalanan rata-rata umur anak sekolah SD-SMA, bahkan ada yang Paud. Miris rasanya dimana mereka harusnya ada di bangku sekolah namun harus keluyuran di jalanan hanya untuk bisa mendapatkan uang, demi sesuap nasi. 

Yang lebih miris lagi adalah, mereka itu di paksa oleh orang tua mereka. "Lo sekolah dapat apa si? Mending lo cari duit sana!" Itu adalah kata2 yang sering diucapkan oleh orang tua mereka, kata pak haji,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun