Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rusman: Wayang, Pergulatan Setyaki dan Burisrawa (5)

10 Maret 2019   02:58 Diperbarui: 19 Maret 2019   16:36 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raden Setyaki atau Sang Bima Kunthing

Namun ternyata bahwa dada Setyaki itu seolah-olah telah menjadi selembar besi baja, sehingga hantaman tangan Burisrawa yang sesungguhnya bersumber dari energi mistis Betari Durga itu telah membentur kekuatan yang tidak goyah serambutpun.

Ketika benturan itu terjadi, Sengkuni yang telah beringsut lebih mendekat ke tempat itu terkejut.

Bahkan dengan serta merta di luar kesadarannya paman para Kurawa itu berdesah: "Nagapanda!"

Orang tua itu termangu-mangu sejenak. Yang dilihatnya adalah kekuatan daya tahan yang tidak disangka-sangka. 

Jika semula ia melihat sikap Burisrawa yang meyakinkan akan dapat menghancurkan dada lawannya atau setidak-tidaknya membuatnya terpental, namun kini Patih kerajaan Astina itu dibuat terheran-heran.

Dia melihat suatu perlindungan atas daya tahan tubuh yang luar biasa. Pandangannya yang tajam telah dapat membedakan bahwa itu bukan sekedar kekuatan asli bocah lesanpura itu.

Meskipun ia pernah mendengar bahwa Setyaki selalu melilitkan Cemeti Nagapanda di dadanya, namun karena Sengkuni tahu juga siapa yang ada di belakang Burisrawa maka iapun merasakan bahwa ada kekuatan lain di dalam diri Setyaki. 

Sehebat apapun senjata Setyaki ia bukan tandingan sumber kekuatan gaib si Burisrawa. 

Dan Sengkuni yang sudah tua itupun mengangguk-anggukkan kepala pertanda ia tahu siapa di balik daya tahan Setyaki itu.

Dalam pada itu benturan itu ternyata telah menggoncangkan dada Burisrawa. 

Ia sama sekali tidak menyangka bahwa tangannya seakan-akan telah membentur dinding baja yang kuat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun