Namun ternyata bahwa dada Setyaki itu seolah-olah telah menjadi selembar besi baja, sehingga hantaman tangan Burisrawa yang sesungguhnya bersumber dari energi mistis Betari Durga itu telah membentur kekuatan yang tidak goyah serambutpun.
Ketika benturan itu terjadi, Sengkuni yang telah beringsut lebih mendekat ke tempat itu terkejut.
Bahkan dengan serta merta di luar kesadarannya paman para Kurawa itu berdesah: "Nagapanda!"
Orang tua itu termangu-mangu sejenak. Yang dilihatnya adalah kekuatan daya tahan yang tidak disangka-sangka.Â
Jika semula ia melihat sikap Burisrawa yang meyakinkan akan dapat menghancurkan dada lawannya atau setidak-tidaknya membuatnya terpental, namun kini Patih kerajaan Astina itu dibuat terheran-heran.
Dia melihat suatu perlindungan atas daya tahan tubuh yang luar biasa. Pandangannya yang tajam telah dapat membedakan bahwa itu bukan sekedar kekuatan asli bocah lesanpura itu.
Meskipun ia pernah mendengar bahwa Setyaki selalu melilitkan Cemeti Nagapanda di dadanya, namun karena Sengkuni tahu juga siapa yang ada di belakang Burisrawa maka iapun merasakan bahwa ada kekuatan lain di dalam diri Setyaki.Â
Sehebat apapun senjata Setyaki ia bukan tandingan sumber kekuatan gaib si Burisrawa.Â
Dan Sengkuni yang sudah tua itupun mengangguk-anggukkan kepala pertanda ia tahu siapa di balik daya tahan Setyaki itu.
Dalam pada itu benturan itu ternyata telah menggoncangkan dada Burisrawa.Â
Ia sama sekali tidak menyangka bahwa tangannya seakan-akan telah membentur dinding baja yang kuat.Â