Namun kini ia melihat orang muda itu tetap berdiri tegak ditempatnya. Tidak menghindar, dan tidak juga menangkis.
Sebagai seorang yang juga pilih tanding Burisrawa merasa diremehkan. Dia tidak akan menahan serangannya, meskipun juga tidak menambah kekuatannya.Â
Itulah sebabnya serangan tangan yang kuat itupun langsung menghantam dada Setyaki.
"Duuk !" Huah.. Ough !"
Patih Sengkuni dan Kurawa yang menyaksikan agak jauh menahan nafas dengan tegang.Â
Meskipun Sengkuni tahu pasti kemampuan Burisrawa namun ia tetap menjadi berdebar-debar karena ia belum mengenal banyak daya tahan Setyaki.
Benturan yang terjadi benar-benar telah menegangkan. Pukulan Burisrawa yang mengenai dada Setyaki bagaikan hantaman yang dapat langsung menghancurkan bukit.***
Bersambung ketautan ini:
https://www.kompasiana.com/rusrusman522/5c841adc6ddcae044434fcf9/pergulatan-setyaki-dan-burisrawa-5