Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia

7 Mei 2018   01:00 Diperbarui: 7 Mei 2018   01:34 3893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

HAKIKAT KATA MAJEMUK

"Kata majemuk adalah dua tiga patah kata yang berangkaian menjadi satu pengertian". Kata majemuk terbentuk oleh dua atau lebih morfem asal dapat bebas atau dapat terikat. Morfem bebas yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri dan mengandung makna leksikal, sedangkan morfem terikat adalah  morfem yang  selalu  melekat pada morfem lain dan baru mempunyai makna setelah mengikatkan diri pada morfem tersebut.

Kata majemuk yang terbentuk oleh morfem bebas ada kalanya sudah memiliki makna, dan ada kalanya belum. Misalnya: keras kepala. Kata keras kepala terbentuk oleh dua morfem yaitu keras dan kepala, dan memiliki makna tidak mau mendengarkan nasehat orang lain atau bandel. Pada kata majemuk membanting tulang terbentuk oleh morfem me-, morfem banting, dan morfem tulang. Kata banting tulang belum memiliki makna yang jelas, setelah morfem me- (morfem terikat) melekat pada kata banting tulang menjadi membanting tulang baru memiliki makna yang jelas yaitu bekerja keras. Dengan demikian jelas bahwa kata majemuk merupakan perangkaian dua atau lebih morfem asal baik bebas maupun terikat.

Kata majemuk adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang sangat erat sehingga menimbulkan arti baru. Misalnya: panjang tangan memiliki arti suka mencuri. Berdasarkan eratnya hubungan antar unsur pembentuknya, unsur-unsur tersebut tidak dapat disisipi oleh bentuk lain. Misalnya: sapu tangan bukan sapu dan tangan, melainkan sepotong kain untuk menyeka keringat di bagian muka. Oleh karena itu kata majemuk berbeda dengan frase.

Pada dasarnya struktur kata majemuk sama saja seperti kata biasa, yaitu tidak dapat dipecahkan lagi atas bagian-bagian yang lebih kecil. Jika dipaksakan untuk menyisipkan suatu kata di tengah-tengah, hilanglah hakekat kata majemuk tersebut. Gabungan itu sudah merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi lagi atas bagian-bagian yang lebih kecil, dalam memberikan sifat atau keterangan lain terhadap kata majemuk, harus memberi keterangan atas keseluruhannya sebagai satu kesatuan. Unsur pembentuk kata majemuk setelah bersatu hilang hakikat kekataanya karena sktruktur kekataannya sudah tertampung dalam satu kesatuan gabungan itu.

Sulchan Yasin (1987) berpendapat bahwa: "Karena rapat dan eratnya hubungan antara kedua unsur maka jika kata majemuk diberi afiks harus kena pada seluruh kata dan tidak boleh disisipkan di antara keduanya". Afiks yaitu suatu bentuk yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung yang bukan bentuk bebas dan memiliki kesanggupan melekat pada bentuk lain untuk membentuk kata baru.

Pembubuhan afik pada kata majemuk harus mengena pada seluruh kata, misalnya: tanda tangan jika dilekati afik di-i menjadi ditandatangani.Surat kabar dilekati afik per-an menjadi per-suratkabaran. Untuk membuktikan suatu kata majemuk berafiks atau memang salah satu unsurnya berupa bentuk kompleks dapat dianalisis dengan cara mengeluarkan seluruh afiks dari bentuk kata majemuk. Misalnya pertanggungjawaban jika afiks per-an hendak dikeluarkan, maka kata tanggung jawab tetap sebagai kata majemuk. Dengan demikian kata pertanggungjawaban merupakan kata majemuk berafiks.

Kadang-kadang unsur kata majemuk berupa morfem unik. Hal ini dipertegas oleh pendapat Ramlan (1983) yang menyatakan bahwa, "Ada beberapa kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa morfem unik". Morfem unik ialah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu. Misalnya: sunyi senyap, gelap gulita, dan terang benderang. Unsur senyap, gulita, benderang hanya dapat berkombinasi dengan sunyi, gelap, dan terang. Dengan demikian jelas bahwa ada beberapa kata majemuk yang salah satu unsurnya berupa morfem unik. 

Pada dasarnya kata majemuk adalah satu kata. Oleh karena itu dalam tataran kalimat kata majemuk menduduki fungsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Gorys Keraf (1991: 186) yang menyatakan bahwa, "Kalimat tidak hanya terdiri atas konstruksi yang mengandung subyek dan predikat, tetapi juga meliputi kata dan frase".

Kata majemuk menduduki satu fungsi dalam kalimat, baik sebagai subyek, predikat, obyek, atau keterangan. Misalnya: Adik membeli obat nyamuk di pasar. Kata obat nyamuk merupakan kata majemuk. Dalam kedudukannya kata majemuk tersebut berfungsi sebagai obyek. Kata di pasar merupakan frase yang berfungsi sebagai keterangan.

Jadi apabila diperinci bahwa ditinjau dari hubungan unsur-unsur yang mendukungnya terdapat tiga jenis kata majemuk, yaitu kata majemuk yang berstruktur D-M, contoh: meja tulis, ruang tamu, orang kecil, dan sebagainya. Kata majemuk yang berstruktur M-D, contoh: bala tentara, bumiputera, perdana menteri, dan sebagainya.  Dan yang ketiga adalah kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak saling menerangkan, contoh: ibu bapak, simpan pinjam, tanggung jawab, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun