Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

“Dibawah Bendera Revolusi", Buku Perjalanan Bangsa yang Otentik

20 Agustus 2016   01:41 Diperbarui: 20 Agustus 2016   02:52 3563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover dalam buku Dibawah Bendera Revolusi (dok:pri)

Bangunan prestisius seperti pusat perbelanjaan Sarinah, Hotel Indonesia, Bundaran HI, Semanggi , Masjid Istiglal , Gedung Telkom dibangun dalam rentang waktu yang hampir bersamaan.

Sarana komunikasi modern seperti televisi juga dibangun, Sejak tahun 1963 TVRI mengudara . Presiden Sukarno juga membangun banyak patung patung dibeberapa titik kota. Yang paling monumental adalah dibangunnya Monumen Nasional setinggi 117 meter dengan emas murni seberat 35 Kg sebagai hiasan api perjuangan.

Pada pidato 17 Agustus 1964 Presiden Sukarno sangat puas dengan apa yang telah dicapai selama ini. Apalagi setelah Papua berhasil direbut dan bergabung sebagai salah satu wilayah RI. Sayangnya, seperti yang diucapkan Presiden Sukarno sendiri, ekonomi Indonesia terus melemah. Barang kebutuhan pokok sulit didapat sehingga menyebabkan harga melambung tinggi. Inflasi tak terkendali. Bahkan sudah mencapai pada tingkat Hiper Inflasi. Pada tahun 1964 Presiden Sukarno mengangkat isu “ganyang Malaysia” melalui perintah Dwikora.

Pondasi ekonomi yang lemah dan tingginya angka kemiskinan membuat Pemerintahan Sukarno mendapatkan kritikan tajam. Keadaan politik juga terus memanas, persaingan tiga kekuatan pendukung pemerintah membuat jalan pemerintahan tidak efisien .

Buku “Dibawah Bendera Revolusi” seperti memberikan jejak jejaknya yang jelas. Presiden Sukarno yang biasa berpidato dalam waktu yang cukup panjang menguraikan hampir seluruh kejadian dan apa yang sedang ia pikirkan.

Mungkin, Presiden Sukarno adalah satu satunya presiden RI yang paling kaya akan ide dan gagasan besar. Lewat pidatonya yang meledak ledak dengan emosi penuh kadang Presiden menyentil pihak lain yang menurutnya menghalangi lajunya Revolusi yang sedang dibangun.

Luapan ide, cita cita, gagasan hingga emosi dapat kita baca dari teks pidato 17 Agustus Presiden Sukarno di buku “Dibawah Bendera Revolusi”.  Pokok pokok pikiran Presiden Sukarno bisa kita baca lebih jelas . Dibuku ini pula  para generasi muda bisa mengetahui perjalanan bangsa yang dilalui Presiden Sukarno. Bagaimanapun sebagai manusia , Presiden Sukarno memiliki keterbatasan. Selama memimpin banyak prestasi yang ditorehkan sang putra fajar ini , walau ada pula hal yang tidak sejalan dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Seperti konsep Nasakom yang tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila. Termasuk ditetapkannya Presiden Sukarno sebagai Presiden seumur hidup .

Buku “Dibawah bendera Revolusi” bisa merupakan saksi sejarah yang diam. Namun dalam diamnya buku karya Bung Karno ini seperti bercerita tentang dirinya dan tentu bangsanya yang besar, Indonesia.

 Dan itulah yang saya baca dan saya pelajari dari buku bersejarah dan langka ini. Secara pribadi saya dapat melihat kecerdasan Bung Karno , penguasaan masalah internasional hingga saya yakin Bung Karno memang pemimpin dunia. Pengetahuannya yang luas terlihat jelas dalam teks pidatonya. Tegas, jelas dan penuh optimistis.

Selamat hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-71. Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun