Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

“Dibawah Bendera Revolusi", Buku Perjalanan Bangsa yang Otentik

20 Agustus 2016   01:41 Diperbarui: 20 Agustus 2016   02:52 3563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover dalam buku Dibawah Bendera Revolusi (dok:pri)

Setelah hasil Konfrensi Meja Bundar disepakati dan Pihak belanda secara de jure mengakui kemerdekaan Indonesia . Maka berakhir pula perjuangan bangsa Indoensia secara fisik menghadapi tentara Belanda. Hanya satu masalah yang belum selesai , Papua  masih dikuasai Belanda. Kelak hal inilah yang memicu Presiden Sukarno mengumumkan Trikora untuk membebaskan Papua.

Suasana Peringatan 17 Agustus di Istana Negara zaman Presiden Sukarno (sumber : buku
Suasana Peringatan 17 Agustus di Istana Negara zaman Presiden Sukarno (sumber : buku
Pidato Kenegaraan yang Tak Pernah Kering

Presiden Sukarno memang tipe pemimpin besar bukan bagi bangsanya sendiri saja namun pemimpin dunia yang diakui secara Internasional. Pola pikir yang dimiliki Presiden Sukarno jauh melampaui zamannya. Terlihat dari isi pidato yang diucapkannya. Presiden Sukarno sangat menguasai permasalahan politik dunia. Mengerti bahwa imprealisme menjadi musuh yang harus dimusnahkan dimuka bumi.

Capaian yang tak pernah terlupa adalah berhasilnya Indonesia mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menjadi cikal bakalnya perlawanan bangsa bangsa di Asia dan Afrika bahkan di Amerika Latin untuk memperjuangkan nasib bangsanya masing masing keluar dari penjajahan.

Dalam isi pidatonya Presiden Sukarno memaparkan apa gagasannya, kadang idenya yang melampaui pola pikir masyarakat  sehingga tidak bisa dimaknai dengan baik orang yang ada dibawahnya. Bahkan kadang  salah dimengerti . Itu terlihat pada isi pidato 17 agustus 1961. Bagaimana Presiden mengoreksi apa yang disebutnya salah dalam memaknai Nasakom.

Harus diakui, pidato 17 Agustus yang selalu dilakukan Presiden Sukarno di Istana Negara kecuali setelah Gelora Bung Karno (GBK) dibangun tahun 1963 selalu ditunggu masyarakat Indonesia. Pidato Presiden Sukarno khusus 17 Agustus merupakan pokok pikiran dan juga evaluasi pemerintahan.

Sejak pidato 17 agustus 1959 Presiden Sukarno yang biasa disebut Manifesto Politik (Manipol) segalanya mengalami  banyak perubahan . Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan menyatakan berlakunya kembali UUD 1945 .

Inilah tonggak Presiden Sukarno mengambil alih kekuasaan kedalam situasi Demokrasi Terpimpin. Manipol USDEK mulai diterapkan sebagai landasan pemerintah. Penumpukan kekuasaan ditangan Presiden Sukarno membuat keadaan politik memanas. Lawan politik yang tak sejalan dengan semangat revolusi  dan bertentangan dengan konsep Manipol USDEK di retooling. Partai Masyumi dan PSI dibubarkan. Tokoh tokoh politik yang berseberangan ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara. Walaupun banyak tokoh yang dijebloskan nyatanya adalah teman seperjuagan ketika merintis kemerdekaan tahun 1945.

Setiap tahun pidato 17 Agustus setelah tahun 1959 menjadi babak baru pemerintahan Sukarno yang mengubah gaya kepemimpinan  melalui Demokrasi Terpimpin. Keinginan Presiden Sukarno membatasi partai politik nampaknya mendapatkan angin. Tiga kekuatan disatukan dalam satu terminologi Nasional, Agama dan Komunis (Nasakom) .

Sementara agenda besar membebaskan Papua melalui Trikora( Tiga Komando Rakyat)  mulai dikenalkan Presiden Sukarno. Pidato 17 agustus 1962 , membawa isu pembebasan papua . Dengan nada berapi api Presiden Sukarno meminta seluruh rakyat Indonesia bersiap untuk mobilisasi. Relawan dilatih dan diterjunkan untuk menembus garis demarkasi musuh.

Sementara disaat yang hampir bersamaan pesta olahraga Asian Games diadakan di Jakarta. Perhelatan Asian Games inilah yang merubah wajah kota Jakarta. Persiapan besar besaran dilakukan dengan membangun GBK, membuka akses Jalan Sudirman, jalan  MH Thamrin hingga ke jalan Merdeka selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun