Mohon tunggu...
Rusdi El Umar
Rusdi El Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Sang petualang yang masih terus mencari hakikat kehidupan rusdiumar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setandan Surayya di Matamu

20 September 2020   13:29 Diperbarui: 20 September 2020   13:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SETANDAN SURAYA DI MATAMU

(Buat : Yusron Bastian & Devi Ridawati)

senja melukis purnama,
mendulang lekuk alis matamu
derai teratai kelindan serpihan cinta

dermaga luruh di pelupuk bulan
menapak tarian doa,
tentang setangkai sakura, berderai
teriak kata-kata, aksara Purna Yudha
daun-daun bersayap, menyapa
kidung Kinanti geriap mayapada
muara para pujangga,
seikat surayya luruh di matamu

seharum rindu asmarandana,
arungi malam, labuhi batara doa
merepih selendang sutra,
gelombang laut seteduh kedip mata

setandan suraya di matamu,
kedip setajam keris
menatap langit, melepas harap
tentang sekerat asa,
padamu, pada geriap romansa

tarian tasbih,
lembah gaunmu, anggun
teriakkan sejuta aksara, kata-kata
mendesir butiran pasir cinta
di petala telaga anjangsana

setandan suraya di matamu,
napas mentari merajut waktu
impian bertadah doa
menepih butiran gerai romantika

munajat tanah Solo,
menabur jejak, berkalung pijak
lentera cahaya Jember,
petala janji, suci-murni

setandan suraya di matamu,
seikat janji berlabuh di taman jiwa
melarung kisah abadi,
pada kepak sayap rindu
rebak aroma seharum surga

berpeluk cahaya nirwana
berharap wangian surga-Nya

Sumenep, 02-03-2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun