Mohon tunggu...
Rusdi Angga
Rusdi Angga Mohon Tunggu... -

Trust Me

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mempertanyakan Rasionalitas Pendukung Ahok

20 Juli 2016   19:02 Diperbarui: 20 Juli 2016   21:16 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika seseorang merasa bahwa mendukung ahok adalah :
 - sikap rasional, karena ahok dianggap anti korupsi, jujur, tegas.
 - sikap obyektif, karena dlm menilai pemimpin tidak mempersoalkan agama.
 Benarkah?? :D

Melihat indikasi adanya permainan dgn pengembang dibalik proyek reklamasi & indikasi mark up kasus sumber waras.
 Masihkah anggapan bahwa ahok adalah orang yg jujur & anti korupsi adalah penilaian yg rasional?

Sikap obyektif mendukung tokoh boleh, tapi harus dgn pertimbangan rasional jg. Walaupun anda sec pribadi tidak mempersoalkan agama yg dianut, orang lain belum tentu bersikap sama. 

Fakta bahwa banyak konflik sipil terjadi di suatu negara/daerah karena pemimpinnya bukan dari kalangan mayoritas. Apalagi jika negeri tsb masih belum dewasa dlm berdemokrasi, potensi konflik nya cukup besar.

Apakah sebuah sikap yg rasional? jika anda mendukung negeri ini menjadi berpotensi besar utk terjadi konflik?
Pun Jika anda seorang atheis atau non muslim, maka menjadi obyektif memang adalah hak anda, tpi tidak rasional, jika mempertimbangkan sikon & prospek ke depannya.

Bagaimana jika anda seorang muslim? Maka anda tidak memiliki hak untuk bersikap obyektif, karena perintah dlm Al Quran jelas melarang anda utk mendukung non muslim menduduki jabatan strategis.
Jika tetap mendukung ahok, artinya anda memaksa utk obyektif, & tentu saja bisa dikatakan sebuah tindakan Irasional karena bertolak belakang dgn perintah yg anda yakini. Dan  tambah double sangat tidak rasional lg jika mengetahui track record ahok dlm kasus reklamasi & sumber waras :D

Jika alasan "rasional & obyektif" diatas sudah fail untuk dijadikan alasan sikap mendukung ahok, lantas alasan lain apa yg membuat mereka tetap kukuh mendukung ahok?, khususnya utk mereka2 yg sudah menyadari tindakan irasional yg mereka lakukan?

Menurut pengkajian saya dari sisi psikologis, ada 2 faktor yg membuat mereka "sengaja" bersikap irasional :

1. Faktor Harga Diri

Menjadi inkonsisten atau menjilat ludah sendiri dianggap sebagai hal yg memalukan oleh mayoritas orang, makanya ada muncul opini yg bersliweran  "Mereka sebenarnya tidak sedang membela tokoh dukungannya yg berbuat salah, tapi membela dirinya sendiri karena telah mendukung tokoh yg salah"

2. Faktor Sentimentalisme

Banyaknya tayangan reality show, sinetron, talk show dsb yg secara tidak langsung melatih masy utk menjadi sentimental, mudah terbawa perasaan, cenderung mudah simpati thd karakter yg teraniaya & tersakiti. & adalah sebuah fakta bahwa ahok dari kalangan minoritas. & kaum minoritas dlm persepsi mereka adalah kaum yg terpinggirkan, teraniaya, tersakiti seperti umumnya tokoh protagonis dlm sinetron, sehingga menimbulkan dukungan emosi sec psikologis, yg membuat mereka jatuh cinta dgn ahok & menilai ahok pantas untuk diangkat & didukung.
Benarkah? :D

Ini bukan dunia sinetron bung, di dunia nyata kita, kerukunan & toleransi sudah berjalan cukup baik. Masy minoritas hidup dgn cukup nyaman di negeri ini. Tidak ada diskriminasi aturan oleh negara,mereka jg punya hak yg sama dgn warga lain, bebas menjalankan ibadah & dijamin UU.
Jadi, kecenderungan persepsi yg terbentuk tsb harusnya diubah, lihat fakta di lapangan, Jangan kebanyakan nonton sinetron :D

Ngomong2 soal ketertarikan sec psikologis thd seorang tokoh, juga kasus sama yg juga terjadi pada fenomena jokowi. Jd, ada kemungkinan pendukung ahok & pendukung jokowi sama2 memiliki tipikal kecenderungan mental/psikologis yg sama :D

 Indikasinya, bisa anda baca artikel ulasan psikolog forensik berikut ttg fenomena jokowi

(baca: Jokowi dalam Rasionalitas Pemilih)  

Jadi, masih betahkah anda untuk tetap bersikap irasional? :D

Jika anda menanggapi artikel ini dgn rasa marah lalu berusaha mencari pembenaran untuk dipaksa-paksa dibenarkan, itu juga sudah suatu indikasi bahwa pikiran anda cenderung irasional.

Orang bodoh tidak akan menyadari dirinya bodoh & cenderung merasa dirinya pintar jikalau dihadapkan dgn opini/fakta yg tidak sesuai dgn pandangannya. karena  bagi mereka, ukuran bodoh atau pintar tergantung pada sugesti dorongan kepercayaan diri dari dalam diri mereka sendiri, bukan berdasar pada seberapa banyak informasi yg diketahui atau seberapa tebal pondasi struktur kerangka berpikir yg mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun