Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sedekah Pun Bisa Dengan Seekor Kucing

20 Agustus 2022   18:41 Diperbarui: 21 Agustus 2022   07:07 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kucing | (sumber: CNN indonesia)

Pernahkan Anda mengalami saat lapar menuju meja makan dan mengambil sepiring nasi ternyata lauk ikan 'cue' yang tinggal satu-satunya di sisain sang ibu raib digondol kucing?

Hewan lucu bernama kucing yang sering dipelihara sebagian orang karena tingkahnya yang menggemaskan. Bahkan ada yang rela mengeluarkan kocek sampai puluhan juta demi menebus mahar untuk bisa memiliki makhluk imut ini. 

Namun, ada juga yang membenci dan risih dengan hewan  yang satu ini. Alasanya macam-macam, dari yang sering mencuri lauk, berisik, memecahkan perabot karena tingkahnya, sampai sembarang membuang kotoran.

Dari ragam pandangan penilaian subyektif tentang kucing yang menggemaskan juga meresahkan terserah pada individu itu sendiri.

Seandainya hewan itu diberi akal mungkin dia tidak mau tunduk kepada manusia. Suaranya yang khas dan keras saat bertengkar juga berak seenaknya menjadi alasan sebagian orang untuk membencinya. Seperti hewan-hewan ternak tak terkecuali kucing diberi sedikit pemahaman dalam memenuhi kebutuhannya, dan oleh karena itu membutuhkan peran dan uluran dari manusia.


Selain itu, kalau hewan punya akal tentu tidak ada atau minimal kecil terjadi pencurian lauk dan membuang hajat sembarangan.

Beda jenis kucing, beda pula tingkah dan cara merawatnya. Ada kucing yang memiliki bulu panjang, pendek, atau bahkan yang tidak memiliki bulu sama sekali. Ada kucing yang aktif dan ada juga yang hobi bersantai.

Masa kehamilan kucing yang cukup pendek antara 63-65 hari atau sekitar 2 bulanan dan bisa melahirkan bayi beberapa ekor, sehingga populasinya terus bertambah. Tentu saja ini menjadi hal yang mengkawatirkann bagi sebagian orang.

Tentu ada cara yang baik untuk membatasi jumlah kucing yang ada di lingkungan karena seperti yang kita tahu, kucing bisa kawin dengan kucing mana saja menyebabkan jumlah kucing yang tidak terkendali dan akhirnya banyak kucing yang tidak terawat.

Kebiri kucing bisa jadi alternatif atau sterilisasi tidak hanya bisa mencegah kucing mempunyai banyak anak, namun ada banyak hal terkait manfaat kebiri kucing atau sterilisasi.

Mengendalikan populasi bukan berarti solusinya mematikan, kan? Atau malah sengaja dibunuh!

(Kompas.com)
(Kompas.com)

Selain itu, memisahkan dan membuang bayi yang masih mengandalkan susu induknya juga bukan cara yang tepat untuk menekan populasi. Cara ini tidak kalah kejam daripada dibunuh. Bayi akan mati karena asupan susu yang dibutuhkan sudah tidak dia dapatkan. Bukankan ini juga cara yang sadis, karena membunuh secara pelan-pelan.

Di beberapa negara ada yang mewajibkan calon pemilik hewan peliharaan untuk mengebiri kucing mereka sebelum mengadopsi dan membawa mereka pulang ke rumah baru mereka. Pada umumnya, mengebiri kucing jantan sejak dini akan lebih efektif dalam menghindari munculnya banyak masalah, seperti anak-anak kucing yang tidak diinginkan.

Setidaknya kita juga perlu melihat keberadaan hewan disekitar dari sisi yang lain.

Menurut saya, kurangnya kesadaran seseorang dalam memperlakukan kucing ketika datang ke rumah kita, terlebih bagi yang memang cat hater.

Namanya orang sudah antipati kepada kucing. Melihat kehadiranya, jangankan dirumah, di luar pun mereka akan berupaya mengusir dengan lemparan benda atau apa pun agar hewan itu tak terlihat oleh matanya. Seakan tidak peduli jika seandainya batu yang di lemparkan mengenainya dan terluka. Kucing akan merasa kesakitan dan hanya berlalu mencari tempat yang dianggapnya aman.

Coba sejenak merenungkan ungkapan terkenal dari Mahatma Gandhi. “Kebesaran moral sebuah bangsa dapat dilihat dari bagaimana cara perlakuan terhadap hewannya.”

Sebagai insan yang dikaruniai panca indera seharusnya bisa lebih longgar berpikir dalam memperlakukan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Meski tidak suka akan kehadiranya setidaknya jangan menganiaya, apa lagi membunuhnya.

Terkadang kucing bertamu ke rumah kita untuk sekedar meminta makan. Kita saja sebagai manusia tak menyadari karena terlalu sibuk dengan hidup kita sendiri sampai lupa bahwa ada sebagian rezeki untuk si kucing yang dititipkan oleh kita.

Dia tidak meminta makanan yang baru, makanan sisa pun dia terima.

Kucing juga bisa hidup di dua kondisi alam. Bisa menjadi binatang rumahan yang diperlihara tuannya dan dimanja serta diberi makan setiap hari. Namun kadangkala juga menunjukkan naluri hewannya sebagai binatang liar untuk berburu mencari makanan sendiri ke tempat mana saja dia bisa menemukan makanan.

Dokpri (RuRy)
Dokpri (RuRy)
Sayangnya, tak semua orang peduli dengan kucing. Jangankan untuk merawat, memberi makanan saja mereka tak mau. Mirisnya, ada sebagian orang yang kerap kali memperlakukan kucing dengan kasar.

Mencegah kehadiranya tidak lantas mengusirnya dengan kekerasan. Menggunakan cara yang tidak menyakiti seperti cara memberi atau menyemprotkan aroma menyengat yang dibenci kucing. Antara lain, lemon, parfum, kepulan asap, dan sebagainya.

Pentingnya melihat sesuatu dari ragam kacamata spiritual. Termasuk memperlakukan seekor hewan berbulu lembut ini kala bertandang ke rumah. 

Dia hanya meminta sedikit makanan kepada sesama makhluk yang diciptakan lebih sempurna darinya.

Rujukan: A,B,C,D

RuRy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun