Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pilar Penyangga Rumah Tangga itu Bernama 'Komunikasi'

2 Maret 2020   11:36 Diperbarui: 3 Maret 2020   10:02 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: parenting.orami.co.id

Banyak orang yang beranggapan, komunikasi mudah dilakukan karena memang sudah dilakukan setiap saat. Namun, belum semua orang memiliki kemampuan komunikasi yang baik walaupun dangan pasangannya sendiri, terutama setelah menikah. Hubungan yang  sehat bisa terlihat dari komunikasi dua arah yang seimbang. Saling mengerti kapan waktu berbicara dan tahu kapan saatnya mendengarkan. Tidak dominan dan terkesan intimidatif.

Komunikasi menjadi satu hal krusial untuk menyelamatkan bahtera rumah tangga tatkala badai datang menghantam. 

Riak yang semula kecil bisa berubah gelombang yang menghanyutkan, seperti kondisi keuangan, masalah eksternal, keterbatasan waktu bersama karena kesibukan, dan sebagainya. Suami dan istri harus menyadari bahwa kondisi sosial dan interaksi di luar pernikahan bisa mengubah pribadi seseorang atau cara pandangnya. Tetap kembali ke prinsip kedua pihak dimana komitmen membangun visi pernikahan ke depanya. Tekankan bahwa apapun yang terjadi, bagaimanapun cobaannya suami dan istri yang ingin menyejahterakan keluarga harus berada dalam satu bahtera.

Terkadang hubungan terasa hambar karena masing-masing sudah merasa menunaikan peran serta tanggungjawabnya sebagai suami atau pun istri.

Selain kesibukan, teknologi juga kerap menciptakan jarak dengan pasangan. Masing-masing sibuk dengan gadget sehingga dalam satu rumah tapi berkomunikasi dengan orang lain. Ini memprihatinkan!

Komunikasi seolah bukan utama yang penting urusan kasur, sumur, dan dapur senantiasa ngebul.

Membentuk Komunikasi dan Diskusi yang berkualitas

Membuka topik percakapan yang menarik menjadi hal yang tidak mudah. Dibandingkan menanyakan seuatu yang jawabannya hanya 'ya' atau 'tidak', cobalah dengan pertanyaan terbuka, seperti memperdebatkan berita terbaru, atau tema-tema yang spesifik. Topik apapun yang memicu rasa ingin tahu dan membuat percakapan terus mengalir.

Kalau mau menengok lebih jauh sebenarnya tujuan rumah tangga tidak hanya pada ke tiga hal di atas tersebut. Selama ini kita terpaku pada pemenuhan materi dalam keluarga hingga melupakan tujuan urgen dari pernikahan itu sendiri. Misalnya, menciptakan waktu bersama untuk berdiskusi tema-tema yang berbobot untuk pengembangan diri masing-masing. Saling menstimulasi agar terus saling belajar. Ini penting, karena semakin jauh mengarungi lautan makin banyak badai menerjang. Kalau tidak diimbangi dengan melek dan up to date informasi berkesinambungan tidak menutup kemungkinan akan menjadi ganjalan di masa yang akan datang.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai pasangan suami istri yang terjebak dalam konflik berkepanjangan, hanya karena sebab yang sepele dan remeh. Mereka tidak mampu mengungkapkan keinginan dan perasaan secara lancar kepada pasangannya, yang berdampak muncul salah paham dan memicu emosi serta kemarahan pasangan. Ini menunjukkan adanya komunikasi yang tidak lancar, sehingga berpotensi merusak suasana hubungan antara suami dengan istri.

Tinggal dalam satu atap tidak menjamin terpeliharanya hubungan komunikasi yang baik dan seimbang. Rutinitas yang monoton, obrolan yang begitu-begitu saja menjadikan hubungan terasa hambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun