Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Berikut Beberapa Hal yang Menjadi Pertimbangan Orangtua Sebelum Menerima Calon Mantu

29 Februari 2024   11:49 Diperbarui: 1 Maret 2024   01:15 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar Aw Bridal via KOMPAS.com

Perjalanan hidup seseorang menjadi rahasia sang pencipta. Tentu semua harus diyakini bahwa takdir, jodoh dan maut adalah hak prerogatif Tuhan Sang Kuasa, yang sudah ditentukan sejak zaman azali. Kita sebagai hamba hanya pantas untuk menjalaninya.

Hari ini tanggal 25 Februari 2025 bertepatan dengan peringatan Nisfu Sya'ban kami yang berbahagia melangsungkan acara khitbah atau lamaran untuk putri kami tercinta.

Tentu perasaan haru bercampur bahagia menjadi satu, karena harus merelakan putri kami untuk dimiliki orang lain secara lahir maupun batin.

Dia akan bersama mengarungi kehidupan baru setelah pernikahannya nanti. Merelakan anak perempuan untuk dipinang adalah sesuatu yang wajar dan menjadi bagian dari perjalanan hidup. 

Kewajiban orangtua selain mendidik juga mengantarkan anak-anaknya ke dermaga kehidupan yang di dalamnya akan terjadi berbagai terpaan angin, semua akan mendewasakannya.


Penting kiranya orangtua sejak awal menyampaikan bahwa menikah adalah memadukan dua hati yang berbeda, dua adat yang tidak sama, selera yang tidak serupa, merek yang berlainan bahkan mungkin pandangan yang tidak satu tujuan.

Dengan menikah semua harus dilebur menjadi satu, menyamakan persepsi, memadukan perbedaan, menyatukan pendapat dan merangkul ekspektasi yang tidak sama.

Dengan demikian saat anak sudah dipinang oleh pemuda pujaan hatinya, maka di situlah orangtua harus merendahkan egonya, menerima dengan ikhlas apa yang sudah menjadi jodohnya. Orangtua tinggal mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

Sebagai orangtua tentu mempunyai beberapa pertimbangan saat akan merestui hubungan calon mantu, di antaranya sebagai berikut

ilustrasi gambar dari cahayaislam.com
ilustrasi gambar dari cahayaislam.com

Pertimbangan agama 

Sebaiknya hal pertama yang menjadi pertimbangan orangtua adalah bagaimana agama dari calon mantu, seimankah anak dengan dirinya? Sudahkah orang yang dicintai anaknya menjalankan agamanya dengan baik? Bisakah orang yang mencintai anaknya akan membawa lebih dekat dengan Tuhannya?

Beberapa pertanyaan tersebut hendaklah ditemukan sebelum orangtua benar-benar melepaskan anaknya. karena agama adalah fondasi pertama yang akan membawa keluarga bahagia.

Di zaman yang serba modern sekarang ini banyak tantangan dan godaan yang menjerumuskan yang hanya mampu dikendalikan jika seseorang berpegang teguh pada agamanya. Kekayaan dan dunia yang serba glamor menuntun seseorang untuk berbuat inkar terhadap Tuhan.

Untuk itu perlu kiranya mendapatkan calon mantu yang bisa membawa kebahagiaan dunia hingga akhirat. Seperti disebutkan dalam Alquran surat At-Tahrim, ayat 6 yang berbunyi, "Perilaharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."

Pekerjaan, kegigihannya dalam membangun rumah tangga

Orangtua mengharapkan anaknya bahagia, salah satunya jika kebutuhan sehari-hari bisa tercukupi. Baik kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin. Seberapa keras kegigihan calon mantu membawa kebahagiaan keluarga di masa depannya. Pekerja keras dan bukan pemalas adalah harapan besar orangtua. Bukan berarti orangtua materialistis, namun semua demi kebahagiaan anak.

Jika calon mantu sudah berani meminang, otomatis dia harus mengerti konsekuensi dan tanggung jawabnya. Laki-laki adalah pemimpin rumah tangga dan akan menjadi nakhoda dalam kapal rumah tangga, ke manakah perahu akan berlayar adalah menjadi tanggung jawab seorang nakhoda.

Jika agama menjadi fondasi rumah tangga maka ketercukupan ekonomi menjadi atap dan pelindung rumah, sehingga mengayomi seisi rumah dari teriknya matahari dan terpaan angin dan hujan. Bukan seberapa besar penghasilan yang didapat namun seberapa gigih perjuangannya dalam mengantarkan keluarga bahagia. 

Input sumber gambar . Dokumen Pribadi
Input sumber gambar . Dokumen Pribadi

Nasab dan latar belakang keluarga

Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam bersabda, "Wanita dinikahkan karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan beruntung."(HR. Bukhori)

Hadis di atas berlaku juga untuk calon mantu laki-laki, hendaknya kita memilih dengan empat kriteria di atas, harta, keturunan, kecantikan dan agamanya.

Nasab dan keturunan menjadi salah satu kriteria yang harus dipertimbangkan. Saat anak akan kita lepas dia akan masuk pada keluarga barunya, latar belakang orangtua harus diketahui, Islam menyebutnya dengan sekufu' atau sepadan.

Sekufu atau sepadan dalam pendidikan menjadi penting, karena saat berumah tangga keduanya harus seimbang dalam memberikan pendidikan pada anak-anaknya kelak.

Demikian juga sekufu dalam harta, jika salah satu dari keduanya terlalu jomplang misalnya putra konglomerat berpasangan dengan seseorang dari ekonomi kurang mampu maka saat memasuki keluarga besarnya pasti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Dengan mengetahui latar belakang keluarga, orangtua berharap bahwa anaknya akan menemukan keluarga baru yang tepat dan cocok untuknya.

Perilaku dan akhlak yang baik 

Penampilan memang perlu apalagi saat diperkenalkan dengan keluarga besar, yang pertama kali dilihat pasti penampilannya. Apakah dia sopan dan tawadhu atau bertampang urakan dan acak-acakan.

Orangtua akan menghargai jika calon mantu orangnya sopan dan berakhlak baik, karena saat nanti berbaur dengan lingkungan sekitar dia akan diterima di masyarakat.

Akhlak yang baik menjadi salah satu pertimbangan orangtua, karena kelak mereka akan menjadi teladan bagi anak-anaknya, menjadi panutan bagi keluarganya.

Status pasangan dan modal masa depan

Status calon mantu juga menjadi bahan pertimbangan orangtua, apakah perjaka, duda, atau bahkan sudah beristri dan ingin menambah pasangan lagi. Orangtua akan mempertimbangkan baik-baik status calon mantu demi masa depan dan kebahagiaan anaknya.

Hal ini menjadi penting jangan sampai setelah menikah baru tahu status yang sebenarnya, sehingga akan menjadi penyesalan di kemudian hari.

Tidak hanya status, masa depan calon mantu untuk menjalani rumah tangga juga menjadi pertimbangan orangtua, jangan sampai hanya bermodal cinta sehingga tidak tahu langkah selanjutnya setelah menikah.

Kesiapan untuk berumah tangga

Kesiapan diri dalam menjalin rumah tangga perlu dipertimbangkan. Seberapa besar persiapan calon mantu dan anaknya untuk berumah tangga. Lucu juga jika setelah menikah justru anak menjadi beban orangtua. hal inilah yang seharusnya dihindari.

Kesiapan dalam berumah tangga harus menjadi pertimbangan, baik orangtua maupun kedua pasangan. Kedewasaan dalam berpikir menjadi bagian penting dalam menjalin sebuah hubungan. Semakin dewasa dalam berpikir maka ketenangan hati akan dia dapatkan.

Maka jangan heran jika orangtua memberikan kesempatan kepada anak untuk mempertimbangkan betul siapa calon pasangannya. Seperti apa tingkat pendidikannya, apa pekerjaannya, dan bagaimana tanggung jawabnya dalam membina rumah tangga.

Bapak dan Ibu, tetap ikhtiyar, berdoa dan bertawakal pada Allah Subhanhu wa ta'ala supaya mendapat calon mantu yang baik, yang membawa kebahagiaan keluarga serta dapat menuntun pasangan menuju keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Amiin.

***

Referensi: fimale.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun