Hingga saat ini setiap tahunnya selalu dirayakan dengan sedekah bumi yang diikuti oleh seluruh penduduk Desa Mulyorejo. Tepatnya di Dusun Trembul. Mereka berduyun-duyun memberikan sumbangsihnya berupa jajanan, tumpeng, kambing, atau bahkan sapi yang sudah diolah untuk kemudian dikenduri bersam-sama.
Menurut penduduk setempat makam prajurit Sumo dan kekasihnya(Nyi Raminah) menjadi keramat. Hal ini terbukti banyaknya warga desa setempat yang meyakini kehidupannya menjadi bertambah sejahtera.
Banyak dari peziarah yang berasal dari luar kecamatan bahkan luar kabupaten seperti Gresik dan lamongan. Menurut Mbah Modin, sang juru kunci, banyak yang datang mula-mula ingin meminta sesuatu pada Mbah Buyut Sumo, namun dengan tegas Mbah Modin menyampaikan bahwa :
“Anda salah jika meminta kepada orang yang sudah meninggal, malah justru kitalah yang harus mendoakan”, itu seringkali terjadi. Namun, tidak jarang yang ke sini memenuhi nadzarnya.
Entahlah apa yang mereka minta saat datang di Tunggon, nyatanya setiap hari Senin Kliwon pasti ada yang datang 7-8 orang dengan membawa tumpeng dalam rangka memenuhi nadzarnya.
Biasanya Tunggon akan rame jika mendekati pemilu, pilkades, atau tes perangkat desa. Banyak para calon anggota legislatif, juga mereka yang akan mendaftar sebagai perangkat desa. Jika mereka berhasil maka bisa dipastikan akan selalu datang saat Senin kliwon lengkap dengan tumpengnya.
“Malah kemarin ada yang lucu, Bu,”Kenang Mbah Modin.
“Memang ada apa Mbah”, tanyaku penasaran
“Ada sepasang suami istri yang selingkuh dan minta sumpah di depan makam, akhirnya saya suruh pergi, saya hawatir jika terjadi sesuatu, saya yang disalahkan”.
Begitulah cerita Mbah Modin yang secara gamblang memberikan keterangan tentang keramatnya Bumi Tunggon di Dusun Trembul.