Dari hadis di atas dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon pasangan, dan jika ada keberanian bisa juga menjadi perjanjian pra nikah.
Pertama, kekayaan.
Harta kekayaan memang bukan segalanya, namun bisa dijadikan alasan seseorang memilih pasangan. Saya sendiri setuju dengan orang yang menyiapkan finansial sebelum menikah. Mengapa?
Karena dalam berumah tangga seseorang membutuhkan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Uang bukan segalanya namun segala kebutuhan hidup membutuhkan uang.
Teman saya pernah mengatakan: "Dulu saya menikah memilih calon suami yang pintar mencari duit" kalimatnya lantang, sengaja diperdengarkan oleh teman-teman guru yang masih bujang. Dia sengaja mengatakan itu, agar para remaja putri mempertimbangkan memilih calon pendamping.
Bukan hanya menuruti buaian kata cinta dan sayang sebagai syarat menikah, namun harus mempertimbangkan finansial yang cukup untuk membina rumah tangga. Jangan sampai memilih pasangan hidup jika ujung-ujungnya menjadi beban keluarga. Mempunyai anak dan istri namun tidak berpenghasilan.
Memiliki harta atau (baca)mempunyai penghasilan) perlu dipertimbangkan dalam memilih calon suami. Harta adalah titipan Tuhan Yang Mahakuasa.Â
Jika berjodoh dengan orang yang berharta tentu ada kewajiban dalam mengelola harta termasuk di dalamnya dianjurkan untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.
Calon suami yang bertanggung jawab adalah seseorang yang memahami kewajibannya kepada keluarga. Salah satunya memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri dan anak-anaknya.
Kedua, Keturunan atau nasab