Satu, tetap optimis berangkat haji sesuai aturan
Bu Rani salah satu dari ribuan bahkan jutaan jemaah  yang mengalami gagal berangkat tahun ini karena terkait pembatasan umur. Sebaiknya Bu Rani tetap optimis menanti keberangkatannya ke tanah suci.
Bagaimanapun juga Ibadah ini membutuhkan perjuangan dan kesabaran dari hamba yang mau berihtiyar dan bertawakal. Â Bu Rani bisa berpikir kembali bahwa berangkat haji adalah sebuah panggilan Allah SWT untuk bertamu ke baitullah, jika tahun ini gagal berangkat toh masih banyak jamaah lain yang mengalami nasib seperti Bu Rani.
Banyak calon Jemaah haji tahun ini yang gagal berangkat karena ada batasan umur, seperti juga paman dan bulik saya yang gagal berangkat tahun ini karena keduanya sudah berusia 72 dan 70 tahun.
Terkadang memang sulit menerima sebuah kenyataan yang sebelumnya telah lama dinantikan. Namun begitu tetap saja kita manusia hanyalah bisa berihtiyar, sedang semuanya ada ketetapan Allah dengan kebijakan pemerintah terkait aturan yang harus ditaati. Â
Dua, Jangan mencari-cari penyebab kegagalan.
Sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk bertawakal kepada Allah SWT. Artinya setelah kita melakukan berihtiyar maka harus dibarengi dengan tawakal. Yaitu menyerahkan semua urusan kepada Allah Azza wa jalla, bahwa semua urusan yang ada di bumi adalah ketetapannya.
Berusaha menerima penundaan keberangkatan haji dengan hati ikhlas dan jembaring ati akan menjadikan diri tenang. Hindari  mencari-cari penyebab kegagalan. Hal itu justru akan membuat hati menjadi tamak, dan iri akan keberangkatan jemaah lain.
Seperti yang terjadi pada Bu Rani, sebaiknya beliau berbesar hati, berusaha tawakal dan menyerahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama sudah berusaha mencari solusi yang terbaik bagi umat muslim yang akan menunaikan rukun Islam yang ke lima ini.
Namun jika tahun ini harus merumuskan kebijakan maka sebaiknya sebagai masyarakat yang beragama menerima kebijakan dan peraturan ini dengan hati lapang dan ikhlas.