Wajah polos itu sepertinya mengetahui bahwa meninggal adalah sesuatu yang biasa. sehingga sampai beberapa minggu dari kejadian tak ada pertanyaan dari mulutnya yang mungil.Â
Namun, setelah beberapa bulan dia baru menyadarinya, bahwa sosok yang sering membelikan mainan tidak bersama lagi untuk selamanya. Dari situlah akhirnya pertanyaan itu muncul.
Sebaiknya memberikan jawaban dengan jujur dan apa adanya, saya menyampaikan pada si kecil bahwa: "Abah meninggal karena menghadap sang pencipta, dulu Abah diciptakan oleh Tuhan, dan saat ini dipanggil untuk menghadap Tuhan. Jika orang telah menghadap Tuhan maka tidak akan kembali lagi bersama kita."
Jawaban itu memang agak mbulet dipahami namun saya harus menyampaikan apa adanya. Waktu itu semua anggota keluarga menyaksikan Abah dikebumikan, dia juga tahu ketika abah dimasukkan ke liang lahat. Sehingga kalimat "tidak akan kembali bersama kita" sangat dimengerti.
Kedua, mengajaknya untuk mendoakan
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).
Perlu disampaikan juga bahwa mereka yang telah berpulang dan menghadap sang Ilahi selalu mengharapkan doa dari keluarganya terutama doa anak-anaknya.
Untuk memberikan pengertian di atas saya selalu mengajak anak-anak untuk mendoakan Abah. Bahkan setiap Hari Jumat kami selalu menyempatkan untuk berziarah ke makam Abah.Â
Hal ini sebagai pengingat bahwa kematian adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Jika Tuhan menghendaki maka saat itu juga kematian akan menghampiri.
Ketiga, jangan bosan mendengar pertanyaan yang berulang.