Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berikut 5 Cara Memberi Pengertian tentang Kematian kepada Anak

21 Mei 2022   07:54 Diperbarui: 22 Mei 2022   01:37 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemakaman.| Sumber: Pexels/Pavel Danilyuk via Kompas.com

Wajah polos itu sepertinya mengetahui bahwa meninggal adalah sesuatu yang biasa. sehingga sampai beberapa minggu dari kejadian tak ada pertanyaan dari mulutnya yang mungil. 

Namun, setelah beberapa bulan dia baru menyadarinya, bahwa sosok yang sering membelikan mainan tidak bersama lagi untuk selamanya. Dari situlah akhirnya pertanyaan itu muncul.

Sebaiknya memberikan jawaban dengan jujur dan apa adanya, saya menyampaikan pada si kecil bahwa: "Abah meninggal karena menghadap sang pencipta, dulu Abah diciptakan oleh Tuhan, dan saat ini dipanggil untuk menghadap Tuhan. Jika orang telah menghadap Tuhan maka tidak akan kembali lagi bersama kita."

Jawaban itu memang agak mbulet dipahami namun saya harus menyampaikan apa adanya. Waktu itu semua anggota keluarga menyaksikan Abah dikebumikan, dia juga tahu ketika abah dimasukkan ke liang lahat. Sehingga kalimat "tidak akan kembali bersama kita" sangat dimengerti.

Saat kami berziarah ke makam Abah/Dokumentasi pribadi
Saat kami berziarah ke makam Abah/Dokumentasi pribadi

Kedua, mengajaknya untuk mendoakan

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).

Perlu disampaikan juga bahwa mereka yang telah berpulang dan menghadap sang Ilahi selalu mengharapkan doa dari keluarganya terutama doa anak-anaknya.

Untuk memberikan pengertian di atas saya selalu mengajak anak-anak untuk mendoakan Abah. Bahkan setiap Hari Jumat kami selalu menyempatkan untuk berziarah ke makam Abah. 

Hal ini sebagai pengingat bahwa kematian adalah takdir yang tidak bisa dihindari. Jika Tuhan menghendaki maka saat itu juga kematian akan menghampiri.

Ketiga, jangan bosan mendengar pertanyaan yang berulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun