Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Mengenali Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

24 November 2021   10:48 Diperbarui: 25 November 2021   07:43 2795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar.kajianpustaka.com

Saya bisa memahami keadaan keluarganya, selama ini Yeyen tidak ada yang mendampingi belajar sejak dari kelas satu, sehingga jika di kelas 5 dia belum bisa membaca, saya memakluminya. Apalagi selama pandemi pemerintah melarang pembelajaran tatap muka.

Setelah mendengar keluhan mereka kita akan bijaksana dalam bersikap, melayani mereka dengan kesabaran dan ketulusan sehingga mereka tidak merasa diabaikan.

Kedua, hindari memberi tugas yang sulit dan panjang.

Memberikan tugas pada siswa yang lamban belajar harus berbeda. Contohnya guru memberikan muatan pelajaran Bahasa Indonesia dengan indikator berbeda agar ketuntasan belajar tercapai.

Jika untuk siswa regular guru memberikan tugas untuk mencari ide pokok dalam paragraf, maka untuk siswa yang lamban belajar cukup memberikan tugas menyalin paragraf pendek yang sesuai dengan tema yang dipelajari.

Jika siswa regular mampu membaca dan memahami teks bacaan dalam cerita, sebaliknya siswa yang lamban belajar belum bisa membaca, maka cukup siswa tersebut diberi tugas menyalin teks singkat dalam paragraf.

Ketiga, mengajak siswa aktif berpartisipasi

Siswa yang mempunyai hambatan lamban belajar cenderung pasif dan minder, karena dia merasa tidak mampu memahami dan menguasai materi yang diberikan guru. Maka sebaiknya ajak untuk bergabung dalam diskusi kelompok, tanamkan sklill untuk bercerita maupun aktif bicara diantara teman dalam kelompok.

Menanamkan kepercayaan diri pada siswa agar mau bertanya hal-hal yang menjadi kesulitan belajarnya, hal ini melatih siswa agar dapat diterima oleh teman sebayanya.

Keempat, menjadi pahlawan untuk anak

Orangtua maupun guru harus mau berjuang dan memperjuangkan ikhtiar yang maksimal, artinya guru harus mengulang-ulang materi yang disampaikan sehingga anak bisa mengerti. Ini membutuhkan kesabaran bahkan sedikit akan merasa frustasi untuk menemukan cara terbaik mengajari anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun