Mohon tunggu...
Ruminah
Ruminah Mohon Tunggu... Mahasiswa - السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya 2019

Selanjutnya

Tutup

Money

Ada Apa dengan Covid dan Ekonomi?

1 Mei 2021   21:03 Diperbarui: 1 Mei 2021   21:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Covid-19. Virus yang menyerang pada sistem pernapasan manusia ini awalnya berasal dari Wuhan, China. Virus ini dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, bahkan kematian. 

Covid-19 menyebar di Indonesia untuk pertama kali pada maret 2020, saat itu di konfirmasi bahwa ada beberapa WNI tertular virus ini karena bertemu dengan WNA asal Jepang. 

Jumlah yang terkena virus ini terus bertambah dan meningkat hingga saat ini 2021 diperkirakan total kasus terenfeksi di Indonesia sebesar 1,67 juta jiwa, dengan total sembuh 1,52 juta jiwa dan yang meninggal 45.521 jiwa. 

Berbagai kebijakan mulai diambil pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari dampak pandemi covid ini. Seperti penerapan bekerja dari rumah (work from home), sistem belajar online dan daring, social distancing dan physical distancing, sampai diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengurangi terenfeksi virus ini pun turut berdampak pada perekonomian di Indonesia. Banyak karyawan yang di PHK dari pekerjaannya karena banyak perusahaan sedang mengalami penurunan penjualan, dampak lainnya juga terjadi kepada pedagang-pedagang kecil yang terpaksa menutup usahanya untuk sementara waktu, hingga menyebabkan pengangguran terus bertambah di Negara kita. Banyak sektor-sektor pariwisata yang ditutup untuk mengurangi WNA yang masuk ke Indonesia.

Hal ini mengakibatkan perekonomian Indonesia semakin menurun, dikutip dari Bisnis.com Badan Pusat Statistik (BPS RI) mengumumkan perekonomian pada kuartal III 2020 dengan catatan kontraksi atau minum 3,49 persen secara tahunan (year on year), sebelumnya pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen. Artinya dalam dua kuartal secara berturut-turut pertumbuhan ekonomi terus menunjukan pertumbuhan yang negatif.

Dikutip dari Indonews.co mantan Menko Perekonomian di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan ekonomi Indonesia di tahun 2021 akan terpuruk karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan lantaran pandemi Covid-19 sehingga membuat daya beli hancur. 

Ditambah dengan makin banyaknya hutang pemerintah juga menjadi salah satu penyebab ekonomi Indonesia di 2021 akan terpuruk. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani berbeda pendapat, Ia tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh positif. Namun ia mengakui bahwa hal ini masih sangat bergantung pada perkembangan Covid-19 itu sendiri dan proses vaksinasi nantinya. 

Jika perebakan bisa ditekan dan vaksinasi berhasil menciptakan kekebalan berkelompok atau herd immunity maka akan berdampak positif pada ekonomi. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Vaksinasi Covid-19 ini salah satu upaya dalam memulihkan kondisi Indonesia saat ini, Vaksinasi penting untuk di lakukan, untuk memutus rantai penularan virus corona dan memberikan perlindungan kesehatan kepada kita. Kesehatan, keamanan kepada kita semua masyarakat Indonesia, sehingga akan turut membantu percepatan pemulihan ekonomi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun