Mohon tunggu...
Kang Irul
Kang Irul Mohon Tunggu... Pejuang Artikel, News Pendidikan, Fiksi , Fakta , Opini dan Cerpen - Cerpan

Hobi saya olahraga Badminton dan seni bela diri

Selanjutnya

Tutup

Home

Asal Mula Perayakan Selametan Ruwetan Laut atau di kenal Dengan "PETIK LAUT "

7 April 2025   18:27 Diperbarui: 7 April 2025   18:27 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal Mula Tradisi Petik Laut / Selametan Ruwetan Laut

Petik Laut atau Ruwetan Laut adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat pesisir di berbagai daerah di Indonesia, terutama di wilayah pesisir Jawa seperti Banyuwangi, Pacitan, Trenggalek, dan beberapa daerah pesisir Madura seperti Tanjung , Pegagan Kecamatan Pademawu - Pamekasan dan Bali. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah serta doa keselamatan bagi para nelayan.

Latar Belakang Budaya dan Sejarah

Asal mula tradisi ini tidak tercatat secara pasti dalam sejarah tertulis, namun berkembang dari kebudayaan masyarakat pesisir Jawa yang memadukan unsur kepercayaan animisme, Hindu-Buddha, dan Islam.

Pada masa lalu, masyarakat pesisir sangat bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian. Karena itu, mereka percaya bahwa laut memiliki "penunggu" atau kekuatan gaib yang harus dihormati. Untuk itu, diadakanlah upacara selamatan agar mereka selalu diberi keselamatan dan rejeki saat melaut.

Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]
Foto Perahu Yang Di Rias Oleh Nelayan [ sumber ; Tim Media Center Relawan ]

Setelah kedatangan agama Hindu dan Budha, unsur-unsur persembahan dan ritual semakin kuat dalam tradisi ini. Kemudian setelah masuknya Islam, terutama melalui para wali, nilai-nilai Islam mulai disisipkan dalam tradisi ini — seperti doa-doa dan tahlilan, tetapi tidak menghilangkan budaya lokal.

Makna dan Filosofi

  1. Ungkapan syukur kepada Tuhan

  2. Permohonan keselamatan bagi nelayan

  3. Benteng budaya dan identitas masyarakat pesisir

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Home Selengkapnya
    Lihat Home Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun