Asal Mula Tradisi Petik Laut / Selametan Ruwetan Laut
Petik Laut atau Ruwetan Laut adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat pesisir di berbagai daerah di Indonesia, terutama di wilayah pesisir Jawa seperti Banyuwangi, Pacitan, Trenggalek, dan beberapa daerah pesisir Madura seperti Tanjung , Pegagan Kecamatan Pademawu - Pamekasan dan Bali. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah serta doa keselamatan bagi para nelayan.
Latar Belakang Budaya dan Sejarah
Asal mula tradisi ini tidak tercatat secara pasti dalam sejarah tertulis, namun berkembang dari kebudayaan masyarakat pesisir Jawa yang memadukan unsur kepercayaan animisme, Hindu-Buddha, dan Islam.
Pada masa lalu, masyarakat pesisir sangat bergantung pada laut sebagai sumber mata pencaharian. Karena itu, mereka percaya bahwa laut memiliki "penunggu" atau kekuatan gaib yang harus dihormati. Untuk itu, diadakanlah upacara selamatan agar mereka selalu diberi keselamatan dan rejeki saat melaut.
Setelah kedatangan agama Hindu dan Budha, unsur-unsur persembahan dan ritual semakin kuat dalam tradisi ini. Kemudian setelah masuknya Islam, terutama melalui para wali, nilai-nilai Islam mulai disisipkan dalam tradisi ini — seperti doa-doa dan tahlilan, tetapi tidak menghilangkan budaya lokal.
Makna dan Filosofi