Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Campursari, Kisah dari Dalam KRL

20 November 2015   00:35 Diperbarui: 20 November 2015   21:39 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ha ha ha. Jawaban telak !

Tapi lelaki itu tak berhenti. Dia terus mengomel panjang lebar, sampai temannya yang ditunggunya datang, daannn...

O- oooooo...

Teman-nya itu rupanya... sesama lelaki !

Waduh, luar biasa gentleman-nya penumpang lelaki itu ya? Dia mengomel panjang lebar pada seorang perempuan sebab dia hendak menyediakan tempat bagi temannya yang juga lelaki. Ya ampun !

Konyolnya, si lelaki pertama itu lalu bicara seakan mengadu pada temannya yang baru datang, tentang bangku yang sebenarnya sudah disediakannya untuk sang teman, tapi lalu 'direbut' oleh penumpang perempuan yang sekarang menduduki tempat yang sudah ditandai itu.


Haduuhhh. Orang- orang di dalam gerbong yang melihat hal tersebut jadi ikutan kesal ! Beberapa orang terang- terangan bicara mengatakan bahwa memang hak penumpang perempuan itu untuk duduk sebab dia datang lebih dulu. 

Aku, yang 'takjub' melihat peristiwa tersebut pagi itu, menaruh status di fb yang menceritakan apa yang terjadi. 

Daaannnn.. ahahayyyy, setelah kutaruh di fb cerita singkat tentang peristiwa tersebut, beberapa komentar masuk, laluuu.. tanpa terduga ada satu komentar yang mengatakan "mereka pacaran, 'kali... "

Oh. Ya ampun. Walau sejak tadi heran mengapa penumpang laki- laki pemilik ransel itu begitu bersikeras dan tidak terima bahwa temannya yang sesama lelaki akhirnya tak kebagian duduk itu, aku sejujurnya tak pernah sampai berpikir tentang "mungkin mereka pacaran " itu he he. 

Tapi... aih.. lama- lama kalau dipikir betapa anehnya peristiwa itu, jangan- jangan... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun