Dan aku mulai meleleh saat di minggu kedua perkenalan kami menerima pemberian sebuah buku.
Bukan buku baru, tapi second hand. Atau mungkin bahkan third atau forth hand, sebab dia memang membelinya di toko buku bekas.
The Essential Hemingway.
Pemberian sederhana yang menunjukkan kepribadian sang pemberi dengan nyata.
Don't judge the book by it's cover, kata pepatah.
Dan fakta bahwa dia dengan tenang memberikan buku itu begitu saja membuat aku makin terpikat atas sikap apa adanya itu.
Lalu...
Kalau novel- novel dan film biasa menggambarkan seorang gadis dipinang oleh pemuda pujaan hatinya dalam suatu makan malam romantis dengan nyala lilin yang menari dan melingkarkan cincin yang diam- diam telah disiapkan di jemari lalu berlutut sambil mengatakan " Will you marry me? " pengalamanku sendiri agak berbeda.
Inilah apa yang diucapkan lelaki yang kini menjadi suamiku padaku suatu ketika dulu...
Kami sedang berbincang dan bicara tentang pekerjaan dan penghasilan kami ketika dia berkata begini, " D, kamu sudah tau sekarang berapa penghasilan aku. Dan, aku ini tidak bisa, juga tidak mau korupsi. Kamu mau nikah dengan aku? Tapi mungkin kamu harus hidup sederhana kalau nikah dengan aku... "
Itu kalimat termanis yang pernah kudengar dalam hidup.