Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Suatu Pagi di Mina, Ketika Diri ini Terasa Begitu Kecil (Refleksi dari Perjalanan Haji)

17 Oktober 2014   02:55 Diperbarui: 8 September 2016   00:11 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413463388249199683
1413463388249199683
Banyak jamaah haji berteduh di tempat seadanya di Mina. Dok: rumahkayu

Juga pagi itu.

Ketika melihat gelombang manusia berjalan keluar dari mulut terowongan di Mina menuju tempat melempar jumroh, hatiku terasa diremas- remas dan begitu saja air mata mengucur.

Aku malu... Malu...

Ada jutaan manusia yang saat itu memiliki tujuan yang sama untuk beribadah. Dan aku menyaksikan betapa niat beribadah itu menguatkan hati, dan fisik. Jiwa dan raga.

Aku tahu semua itu tidak mudah. Tidak ringan.

1413463640926795606
1413463640926795606
Banyak jamaah menginap di tempat terbuka di Mina. Dok: rumahkayu

Sehari sebelumnya, seusai Thawaf Ifadah di Masjidil Haram, kami kembali ke Mina. Dan sebab kami tiba di Mina lebih siang dari yang direncanakan, bus sudah tidak lagi diperkenankan masuk melalui terowongan Mina. Maka kami harus turun sebelum terowongan dan berjalan kaki melintasi terowongan, menuju tempat melempar jumroh, lalu kembali ke tenda kami yang terletak tak jauh dari situ.

Aku sendiri bersyukur bahwa hal tersebut terjadi. Rencana aslinya, jika kami tak kesiangan, bus masih bisa menembus terowongan dan kami bisa turun di dekat tenda kami. Maka kami tak harus berjalan kaki menembus terowongan. Lebih mudah dan ringan. Tapi sungguh, bahwa rencana harus berubah dan pada akhirnya kami harus berjalan kaki itu kuhitung sebagai pengalaman berharga.

Sebab dengan pengalaman itulah aku bisa memahami, merasakan, bahwa berjalan kaki di bawah terik matahari yang menyengat bahkan untuk jarak sedekat itupun tak lagi bisa dikatakan ringan. Tetap lelahnya terasa.

14134638701700765662
14134638701700765662
Terowongan di Mina. Dok: rumahkayu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun