Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar Berinteraksi dari Palem dan Tanduk Rusa

26 Maret 2015   06:44 Diperbarui: 2 Agustus 2016   16:10 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interaksi tumbuhan Tanduk Rusa alias Simbar Menjanganalias Platycerium sp dengan pohon-pohon inangnya adalah contoh populer untuk simbiosis komensalisma dimana dia menarik manfaat dari pohon yang ditumpanginya tanpa merugikan sang induk semang. Yah, tentu saja, karena si Tanduk itu hidup dengan memanfaatkan ‘sampah’ yang dihasilkan sang induk berupa daun-daun mati yang gugur lalu diolahnya menjadi semacam humus di bagian dalam  ‘perisai’ pelindung akarnya. Rabu (25/3) lalu, para homeschoolers Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening  jenjang SD-SMP berkesempatan melihat langsung simbiosis Tanduk Rusa dengan pohon Palem di lahan percontohan kebun organik  di kawasan Perumahan TamansariPersada Raya, Jatibening Baru, Bekasi. 

[caption id="attachment_357386" align="aligncenter" width="430" caption="Berinteraksi dan belajar bersama pada alam (dok RBP)"][/caption]

“Ini pelajaran budi pekerti tentang bagaimana sebaiknya berinteraksi dengan sesama, baik antar anggota keluarga maupun antar teman.” Papar Wina Yunitasari, SPd., ketua Yayasan Pendidikan Rumah Belajar Tamansari Persada yang mengelola HSKS Jatibening,”Para homeschoolers diajak untuk mengamati dan kemudian belajar bagaimana  sebatang pohon bisa hidup rukun bersama anggrek atau tanaman sirih-sirihan yang menjalar pada batangnya bahkan mereka  masing-masing bisa bertumbuh dengan baik.”

Serangkaian games intelek-motorik, jelajah kebun berkelompok, dan praktek menanam bibit sayuran disamping mendengarkan penuturan Mang Tata yang merupakan pengelola tanaman di situ menjadi menu penghantar para homeschoolerberkenalan dengan berbagai jenis tanaman  plus manfaatnya serta menyimak pesan-pesan moral tertulis yang diletakkan para kakak guru di berbagai sudut tertentu. Di kaki pohon  Palem yang ditumpangi Tanduk Rusa nan subur, misalnya, tertempel secarik kertas bertuliskan, ‘Aku adalah sekelompok tumbuhan paku yang daunnya bercabang-cabang seperti tanduk rusa. Aku menumpang pada pohon palem’ dan pesan moralnya tertulis pada kertas lain di dekatnya berbunyi,’Kita bisa hidup rukun bersama seperti dua tumbuhan ini’.

[caption id="attachment_357387" align="aligncenter" width="430" caption="Tumbuhan di alam pun bisa menjadi guru kita (dok RBP)"]

14273262831821800395
14273262831821800395
[/caption]

Mereka juga bisa melihat pohon Gaharu yang batangnya ditumpangi sejenis anggrek dan tanaman menjalar, bukan hanya kokoh rindang sebagai tanaman peneduh , kertas yang menempel di situ menjelaskan,’Jika kalian membeli parfum, ingat namaku ya. Aku adalah Gaharu. ‘. Pesan moral yang tercantum di bawahnya berbunyi, ‘Pohon Gaharu yang tumbuh tinggi besar dan kokoh namun dapat juga memberikan kelembutan dengan keharuman yang dihasilkannya’.  Sebuah filosofi tentang bagaimana membawakan diri dalam bermasyarakat dengan sebisa mungkin menghadirkan manfaat multi-dimensi di lingkungan tempat kita berada. Para homeschoolerjuga dituntun memahami pesan moral senada saat mengamati tanaman kacang panjang dan nanas di area kebun organik.

Di kebun  organik itu pun mereka mendapat pemaparan  tentang pembuatan pupuk kompos berbahan dasar daun-daun kering dari pekarangan dan pupuk cair yang diolah dari sampah organik dapur. Sebuah pelajaran tentang memanfaatkan bahan-bahan buangan/limbah yang lewat proses daur ulang bisa diubah menjadi barang-barang yang kembali bermanfaat. Belajar memahami proses pun diberikan pada para homeschoolerjenjang SMP saat praktek menanam bibit pokchoydan cabe Papua, “Tiga minggu lagi pokchoysudah bisa dipanen, kalau cabe Papua sekitar satu bulan kemudian.” Ujar Mang Tata. Tidak semua manfaat dapat diperoleh secara instan, banyak hal dalam kehidupan ini yang memerlukan waktu panjang dan kesabaran untuk menikmati hasilnya.

[caption id="attachment_357388" align="aligncenter" width="430" caption="Menjelajah di alam terbuka sambil belajar bersilaturahmi (dok RBP)"]

14273265371847583435
14273265371847583435
[/caption]

Pelajaran outdoorkali ini ditutup dengan acara tukar kado dimana para homeschoolerdibimbing cara memberi dengan santun serta berterima kasih saat menerima hadiah. Plus belajar ikhlas bagaimana mensyukuri sebuah pemberian yang mungkin tak sejalan dengan keinginan hati. Pemberian cenderamata dan ucapan terima kasih berupa tempat pensil serta pigura bergambar  buatan sendiri dari para homeschooler pada Revita Tantri seusai doa bersama menyempurnakan aktifitas mereka kali ini. Hujan yang kembali menderas mengantar mereka pulang.

[caption id="attachment_357389" align="aligncenter" width="430" caption="Terima kasih Bu Revita dan Mang Tata (dok RBP)"]

142732682654004286
142732682654004286
[/caption]


Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun