Bukan merupakan rahasia umum bahwa teknologi di Indonesia sangat tertinggal dengan negara lain. Menurut World Intellectual Property Organization(WIPO) sendiri, Indonesia ada di peringkat ke-75 dunia, sementara di posisi ke-76 terdapat negara Jamaika. Ini bukanlah hal yang baik bagi Indonesia. Apalagi seperti yang kita tahu, teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara, karena tanpa teknologi yang baik, akan banyak sekali sektor yang terdampak. Contohnya adalah sektor Pendidikan, pada tahun 2020 lalu, covid-19 menyerang seluruh negara global dan semua negara memberlakukan belajar online melalui aplikasi zoom ataupun google meet.
Disinilah kesiapan teknologi tiap negara diuji. Namun nyatanya penerapan pembelajaran daring ini belum efektif di Indonesia karena kurangnya pembangunan infrastruktur dan beberapa hal lainnya, sehingga beberapa daerah sulit menjangkau jaringan serta banyaknya tenaga pengajar serta murid yang kesulitan merupakan faktor utama masalah. Setiap siswa dan pengajar merasa kurang mengerti menggunakan gadget, ataupun kurang mengerti sistem dari aplikasi. Namun tentu tidak semua sektor Pendidikan mengalami masalah ini. Justru banyak juga sektor Pendidikan yang sangat baik dalam proses pembelajaran daring ini. Cepatnya perkembangan teknologi global juga merupakan factor ketertinggalan Indonesia dalam teknologi ini. Belum adanya roadmap atau pembangunan nasional yang komprehensif serta benar juga merupakan hal yang sangat penting untuk kita pertimbangkan.
Kesenjangan dan ketertinggalan ini tentunya harus diatasi dengan kolaborasi bersama antar pemerintah dengan masyarakat yang harusnya dapat bekerjasama sehingga dapat menyelesaikan masalah ini. Pemerintah seharusnya dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang kurang mengerti serta memperbaiki infrastruktur yang kurang baik di beberapa daerah di Indonesia. Serta peran masyarakat juga sangat penting agar program dari pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
“Jika hanya mengandalkan pemerintah sementara kita sendiri tidak bergerak atau bertindak maka hasilnya akan sama saja”.
Kita sebagai masyarakat juga harus mendalami dan melakukan riset sendiri untuk menyelesaikan masalah di negara kita sendiri dalam bidang teknologi. Salah satu yang harus diperkuat adalah sistem Pendidikan di Indonesia, karena Pendidikan merupakan akar dari masalah. Diperlukan standarisasi yang baik bagi jurusan di universitas untuk mengikuti perkembangan teknologi global seperti teknologi Blockchain, Artificial Intelligence, cloud computing dll. Masih belum banyak jurusan dalam universitas di Indonesia yang membahas hal-hal tersebut atau hal yang sesuai dengan dunia kerja. Sehingga mahasiswa harus mencari sendiri secara langsung melalui pengalaman kerja. Namun banyak juga orang-orang Indonesia yang sukses di kancah internasional dan mengikuti olimpiade internasional dan menang contohnya adalah Achmad Zaenuri Dahlan Putra, Mahasiswa dari ITS mendapatkan posisi ke-2 di ADDA Dubai (Abu Dhabbi Digital Authority) di salah satu event Capture The Flag Event (CTF) yang diadakan di dubai pada tanggal 10-14 Oktober 2022. Namun tetap kebanyakan mahasiswa bahkan di dunia kerja menurut saya, mereka mengatakan bahwa ilmu yang dipelajari di universitas berbeda dengan di dunia kerja (tidak berlaku untuk semua universitas, beberapa universitas juga menawarkan benefit bagi mahasiswa nya yang berprestasi) tentu kita harus percaya bahwa kita dapat menyelesaikan masalah ini.

“Analoginya seperti seseorang yang belajar berenang di kolam renang, namun dilepas ke lautan luas dan harus bertahan hidup”.
Dari berbagai hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia sebenarnya dapat bersaing dengan kancah internasional, namun tentu harus di selaraskan dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah sehingga harapannya Indonesia dapat mendisrupsi teknologi global atau asia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI