Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pak Jokowi, Inilah Penyebab Harga Tiket Pesawat Menggila

20 Mei 2019   06:06 Diperbarui: 20 Mei 2019   06:27 3638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah agen-agen kecil bangkrut barulah mereka menjual dengan harga maskapai (Bisnis Curang Kaum Kapitalis, menghancurkan harga terlebih dahulu untuk mematikan para pesaing).

Sebenarnya sejak tahun 2016  dengan kondisi yang tidak bagus, apalagi Batavia dan Merpasti sudah bangkrut,  Istri saya sudah mengeluh dan ingin berhenti  tapi saya suruh bertahan dulu sehingga meski sering merugi kami tetap bertahan semangat sampai akhir tahun 2018.

Dan terjadilah fenomena aneh sejak akhir tahun 2018.  Harga Tiket Pesawat melonjak diatas 40%. Tidak ada lagi HARGA PROMO, tidak ada lagi FREE BAGASI.  Hal seperti ini sangat aneh dan membingungkan.  Pada saat itu Pengamat Ekonomi Faisal Basri menyebut ada Kartel yang menguasai dunia penerbangan domestic.  Waktu itu saya belum memahami maksudnya tapi saat ini sepertinya saya sudah bisa membaca kondisi yang ada.

KESIMPULANNYA : Sepertinya memang telah terjadi Bisnis Penerbangan dikendalikan oleh Pihak-pihak yang sangat kuat  yang mampu mempengaruhi semua maskapai penerbangan sekaligus mampu mendikte kebijakan Kementerian Perhubungan.

Mereka yang sudah cukup lama berkecimpung di bisnis Tiketing saat ini sudah paham bahwa saat ini hanya ada 2 Grup Penerbangan Domestik.  Grup Lion Air dan Grup Garuda.  Lion Air punya armada Lion, armada Batik dan armada Wing, sementara Garuda punya armada Garuda, armada Citilink dan armada Sriwijaya Air. Sudah setahun terakhir ini Sriwijaya Air diakuisisi oleh Garuda setelah sebelumnya  Sriwajaya Air terlihat sudah sulit bertahan.

Jadi memang saat ini dunia penerbangan kita hanya dilayani oleh Grup Lion Air dan Grup Garuda. Maskapai dari luar yang tersisa hanya Air Asia. Itu pun oleh Kementerian Perhubungan hanya diberi izin beberapa rute saja.  Saya tidak tahu apa alasan MenHub tidak memberi izin Air Asia untuk rute-rute gemuk yang ada.

6 Bulan terakhir ini kami yang bergerak di bisnis Tiketing menunggu dengan sabar kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga Tiket Pesawat tapi ternyata hal itu sia-sia saja.  Terakhir  pada tanggal 16 Mei  2019 Menteri Perhubungan mengeluarkan Keputusan Tarif Atas dan Tarif Batas Tiket Pesawat untuk Kelas Ekonomi yang disebut akan diberlakukan mulai tanggal 18 Mei 2019. Dari media berita resmi disebut Menteri Perhubungan akan mengancam  akan mencabut izin Perusahan Penerbangan yang tidak mematuhinya.

Faktanya sampai saat ini ternyata  harga tiket pesawat masih tinggi. Benar bahwa 2 Grup Besar Maskapai Penerbangan yang ada memang mematuhi Tarif Atas-Tarif Bawah untuk kelas Ekonomi. 

Tapi sangat mudah merekayasa bahwa Seat kelas Ekonomi dikabarkan selalu Sold Out sehingga penumpang terpaksa membeli tiket kelas Bisnis dan Eksekutive.  Ini sama aja bohong. Percuma saja ada tariff atas dan tariff bawah yang hanya berlaku di kelas Ekonomi.

MEMBANDINGKAN  PROSES TICKETING 2010-2017 DENGAN TICKETING SAAT INI.

Selama belasan tahun yang lalu, semua orang paham bahwa  dalam bisnis Tiketing  selalu dikenal  yang namanya  Tiket Promo. Tiket Promo ini adalah Tiket yang ditawarkan kepada Calon Penumpang agar dibeli jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan.  Pada tahun 2010-2014 saya ingat sekali karena saya sendiri yang melakukan proses Booking dan Issued. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun