Sayangnya pemerintah saat ini khususnya Menteri Dalam Negeri sudah 2 kali melanggar UU tersebut. Mendagri Tjahjo Kumolo bulan Juli tahun lalu pernah berbicara kepada ribuan Kepala Desa dalam sebuah acara di Jogjakarta dan meminta para Kepala Desa memperjuangkan Jokowi untuk 2 Periode. Dan kemarin 2 hari lalu kalau tidak salah Mendagri dalam satu acara meminta agar ASN bertindak sebagai penyambung informasi tentang keberhasilan pemerintah. Saya sangat menyayangkan sekali sikap Mendagri yang seperti ini. Mencederai kontestasi Pemilu yang ada tentunya.
Kembali kepada substansi seberapa besar pengaruh dukungan tokoh terkenal kepada seorang Capres tentu saya bisa katakan cukup besar, khususnya tokoh-tokoh nasional. Mereka berperan sebagai Vote Getter (Sosok Pendulang Suara).
Jadi selain Personal Branding , tidak bisa dikesampingkan keberadaan Vote Getters yang ada. Mungkin kelompoknya bisa disebut sebagai berikut :
- Tokoh-tokoh Nasional
- Pemuka Agama Level Nasional
- Sosok Idola dengan level Nasional
- Pemuka Agama Lokal, Tokoh Lokal dan Kepala Desa.
Mereka-mereka inilah yang bisa sangat membantu seorang Capres untuk menaikkan Elektabilitasnya.
Tokoh-tokoh nasional seperti SBY, JK, BJ Habibie, Gatot Nurmantyo, Ahok dan lain-lainnya sangat berpengaruh untuk masyarakat dalam menentukan pilihannya khususnya Swing Voters.
Begitu juga tokoh-tokoh Agama Nasional seperti Ustad Abdul Somad, AA Gym, Frans M. Suseno, Hartati Murdaya dan lain-lainnya. Selanjutnya Sosok-sosok Idola Nasional seperti Rhoma Irama, Iwan Fals, Jaya Suprana dan lain-lainnya. 2 kalangan ini juga mampu menjadi Vote Getter dan mempengaruhi Swing Voters/ Undecided Voters.
Ditambah lagi Pemuka Agama Lokal, Tokoh Lokal, Dalang (kalau di pulau Jawa) dan Kepala Desa.
Berapa persen angka yang mampu disumbangkan Vote Getter seperti SBY, JK, UAS dan selevelnya? Saya tidak tahu pasti. Perkiraan saya tokoh-tokoh sekelas itu mampu meraup suara sekitar 1%-3%.
Bagaimana dengan sosok Rhoma Irama dan Iwan Fals? Kalau perkiraan saya seharusnya sekitar 0,5% - 1% atau lebih sedikit. Kelihatannya sedikit ya? Padahal 1% dari DPT kurang lebih sejumlah 2 Juta orang. :D
