Nah, sekarang kita bawa mindset ini ke Indonesia. Kita punya potensi besar untuk mengadopsi manfaat biofuel ini.
Indonesia dan E10: Target 2-3 Tahun ke Depan
Saya baca di Kompas, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia  menargetkan implementasi campuran etanol 10% (E10) pada BBM bisa terealisasi dalam 2-3 tahun ke depan.
Saat ini, kita baru pakai E5 (etanol 5%) pada Pertamax Green 95. Berarti, target E10 itu adalah peningkatan dua kali lipat dalam waktu singkat.
Tentu saja, langkah ini butuh persiapan matang, nggak bisa main gas. Pak Menteri bilang perlu: uji coba produk, ketersediaan bahan baku, dan pembangunan pabrik.
Untung Rugi E10 di Mobil Harian
Transisi dari E5 ke E10 adalah berita baik buat lingkungan, tapi buat pemilik mobil ada hal-hal teknis yang perlu kita tahu. Etanol 10% ini punya sisi positif dan juga potensi tantangan, tergantung kondisi dan jenis mobil. Berikut ini adalah manfaat dan tantangannya sesuai yang saya kutip dari situs RAC (Royal Automobile Club), sebuah perusahaan layanan perbaikan mobil yang ternama di Inggris.
Manfaat Utama E10
1. Â Ramah Lingkungan: Ini yang paling utama. Etanol mengurangi emisi CO2 secara signifikan dibanding bensin murni karena bahan bakunya terbarukan.
2. Â Umumnya Lebih Murah: Di banyak negara Eropa dan Australia, E10 biasanya dijual dengan harga yang sedikit lebih murah daripada bensin biasa.
3. Â Aman untuk Mobil Modern: Sebagian besar kendaraan bensin modern (setelah tahun 2000) sudah dirancang untuk kompatibel dengan E10.
Potensi Tantangan E10
1. Â Kompatibilitas Jadi Kunci: Mobil klasik, high-performance tertentu, atau yang sangat tua belum kompatibel. Sifat etanol yang agak korosif bisa merusak komponen berbahan karet, plastik, atau logam pada sistem bahan bakar mobil yang tidak dirancang untuk etanol.
2. Â Sedikit Boros: Etanol punya kandungan energi yang lebih rendah daripada bensin murni. Ini berarti mobil yang pakai E10 biasanya akan mengalami sedikit penurunan efisiensi (tidak signifikan, tapi ada). Jadi kamu mungkin akan sedikit lebih sering isi bensin.