Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... A Man (XY) and a Mind Besides Itself

Bukan pakar, pemerhati, pengamat, apalagi figur publik. Tulisan saya lainnya ada di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kok Akun Kompasiana Saya Belum Centang Biru ya?

28 April 2025   15:43 Diperbarui: 28 April 2025   15:43 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
centang biru (vecteezy.com @Reynaldi Fahreza)

Ngomongin soal centang biru di Kompasiana, saya mulai berpikir apakah ini semacam relationship goal yang bikin galau. Sebab dari sisi statistik sudah terpenuhi, tulisan saya banyak yang diakui, interaksi juga cukup aktif. Tapi centang biru belum bertengger di sebelah nama saya. Kenapa ya kira-kira?

Biar Data yang Berbicara

statistik saya di Kompasiana (dok. pribadi)
statistik saya di Kompasiana (dok. pribadi)

Kita mulai dari data dulu, ya. Sejauh ini saya sudah punya 318 tulisan. Dari jumlah itu, 74 di antaranya jadi artikel utama, 263 lainnya dapat label artikel pilihan. Empat bahkan berhasil tayang di Infinite Kompas. 

Secara matematis, saya sudah memenuhi syarat yang disebutkan di FAQ Kompasiana: 

Telah memproduksi minimal 40% konten berlabel pilihan dan 20% konten berlabel artikel utama dari keseluruhan konten yang tayang. 

Kalau dihitung, persentase saya malah di atas itu. Jadi apa masalahnya?

Aturan Kompasiana juga bilang, kualitas konten dan interaksi juga jadi pertimbangan. Oke, saya tentu tidak bisa menilai sendiri apakah tulisan saya bagus atau tidak, karena preferensi pembaca yang berbeda. 

Tapi kalau kualitas tulisan saya dianggap kurang, bagaimana caranya 74 tulisan bisa jadi artikel utama, dan empat tayang di Infinite Kompas? Kompasiana ini kan platform yang sangat selektif.

Interaksi? Saya termasuk yang suka komen balik, kasih like, bahkan mampir ke tulisan orang lain. Kecuali komennya asal-asalan atau berlebihan, itu biasanya saya skip. Tapi ya, saya rasa itu wajar.

Mungkin Ini Penyebabnya

Nah, sekarang kita bahas poin yang kemungkinan besar jadi penghalang utama: konsistensi tema. Saya akui, ini kelemahan saya. Saya males banget terpaku di satu tema. Kalau lagi pengen bahas film, saya tulis film. Kalau tiba-tiba kepikiran soal cinta, ya saya bahas money....lohh?.

Mungkin buat admin, gaya menulis saya ini tidak memenuhi kriteria konsistensi. Tapi saya nggak merasa salah juga. Saya lebih suka membiarkan ide-ide di kepala saya keluar apa adanya, daripada memaksakan diri fokus ke satu kategori. Yang ada malah nggak jadi nulis karena kebanyakan mikir.

Centang biru juga diberikan buat mereka yang dianggap pakar, figur publik, atau institusi terpercaya. Saya? Bukan pakar, apalagi figur publik. 

Aku bukan siapa siapa untukmu.

(Halahh..kok malah jadi nyanyi)

Saya cuma orang biasa yang suka menulis. Jadi kalau memang centang biru ini eksklusif buat mereka yang "berkelas", ya saya mengerti kenapa saya belum dapat.

Berikutnya adalah soal keaktifan. Saya sendiri tidak mengerti apa yang dimaksud aktif ini. Apakah wajib menulis setiap hari meskipun cuma satu, atau wajib menulis lebih dari satu artikel tiap harinya biar dianggap aktif?

Sebab jika dihitung dari tanggal saya bergabung di Kompasiana (30 Mei 2023), itu artinya hingga hari ini sudah 699 hari berlalu. Sementara tulisan saya hanya berjumlah 318. Artinya saya tidak menulis setiap hari. Apakah ini dikategorikan tidak aktif atau kurang aktif?

Catatan Buat Admin

Saya bikin tulisan ini bukan untuk merengek atau mengemis agar diberikan centang biru. Nggak, saya nggak se-dramatis itu. Itu hak prerogatif kalian untuk memberikan centang biru.

Saya cuma pengen ngobrol soal aturan ini, sekaligus kasih informasi buat teman-teman lain yang mungkin merasa senasib. Buat kamu yang juga belum dapat centang biru, coba cek lagi syarat-syaratnya. Kalau statistik kamu sudah memenuhi, mungkin masalahnya di poin konsistensi atau kategori.

Buat admin Kompasiana, saya cuma punya satu pesan: kalau centang biru ini memang cuma buat orang-orang tertentu yang punya gelar atau status, mungkin lebih baik kalau disebutkan dengan jelas di FAQ. Biar tidak ada yang salah paham. 

Karena buat saya, Kompasiana adalah tempat yang inklusif. Tempat di mana semua orang punya peluang yang sama, asalkan punya niat dan kualitas.

Akhirnya, saya mau bilang ke semua Kompasianer: centang biru itu bukan segalanya. Tulisan kamu tetap bernilai, meski tanpa badge itu. 

Kalau kamu suka menulis, terusin aja. Jangan terlalu fokus sama pengakuan. Karena pada akhirnya, yang paling penting adalah apa yang kamu sampaikan, bukan tanda ceklis berwarna biru di samping nama kamu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun