"Pak, saya rasa ini terlalu jauh. Bukankah lebih baik kita fokus meningkatkan kualitas pelatihan dan membangun infrastruktur?"Â
"Kamu tidak paham visi besar saya. Pelatihan dan infrastruktur butuh waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Sedangkan program ini, hasilnya jelas. Lima belas tahun lagi, kita akan punya generasi emas. Percayalah, ini solusi instan untuk semua masalah kita," kata Bapak Pencetus Ide Besar sambil tertawa kecil.
Setelah itu, rapat berakhir dengan keputusan untuk membentuk tim khusus yang akan mengkaji lebih dalam implementasi ide ini. Tim itu diberi nama "Program Genetik Garuda."Â
Di luar ruang rapat, seorang peserta tak bisa menahan diri untuk berkomentar kepada koleganya.
"Aku tak tahu apakah ini ide brilian atau justru bahan meme. Tapi aku yakin, kalau ini sampai bocor ke publik, kita semua bakal di-bully."Â
Benar saja, dua minggu kemudian, ide itu bocor ke media. Judul-judul berita pun bermunculan: "Ide Gila Jodohkan Pemain Naturalisasi: Masa Depan Sepak Bola atau Reality Show?"Â
Di media sosial, netizen ramai-ramai memberikan komentar sarkastik. Ada yang membuat meme katalog pemain dengan tulisan, "Beli satu, gratis generasi emas!"
Ada pula yang menyarankan agar ide ini difilmkan dengan judul "Cinta Bersemi di Kandang Naturalisasi."Â
Namun, yang paling viral adalah cuitan seorang netizen: "Jodoh memang di tangan Tuhan, tapi untuk sepak bola ada di tangan manajer tim."Â