Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bemo, Si Lincah Yang Tinggal Kenangan...

26 Januari 2019   03:06 Diperbarui: 10 Februari 2019   11:54 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eh, penyakitnya sih ada...si Bemo itu, susah sekali kalau di stater; kadang butuh hampir 5 menit buat hidup, atau jika filter bensinnya kotor, jalannya suka ndut-ndutan :)

Saya pribadi, sejak 1995 aktif menggunakan bemo sebagai alat transportasi untuk berangkat sekolah, sampai saya lulus kuliah. Karena hampir setiap hari,banyak sekali supir bemo yang sudah kenal, terkadang saya dikasih "free ride" kalau misalnya di tengah jalan banyak penumpang "short trip", jadi sang supir punya "untung" besar dengan sering bergantinya penumpang. Atau bahkan ketika masih dalam kondisi "ngetem" menunggu penumpang, saya dan supir-supir tadi sering bercerita ngalor-ngidul di warung-warung dekat pangkalan bemo.
Namun, sejak 2014-2015, seiring tumbuhnya ojek online dan sosialisasi pelarangan beroperasinya bemo di DKI Jakarta, bemo mulai kehilangan pelanggannya. Satu per satu mulai minggir ke wilayah kota kecil, dan ada beberapa bahkan menjadikan bemonya sebagai "odong-odong", yang menarik gerbong tambahan yang dinaiki anak-anak dan pendampingnya berkeliling-keliling, dilengkapi lampu warna-warni dan musik..

dokpri
dokpri
Di bulan Juni 2017, mulai diberlakukan Razia dan penyitaan Bemo (Surat Edaran Kadishub Nomor 84/SE/2017 tanggal 5 Juni 2017), Seluruh Bemo di wilayah kami, diangkut Dishub, layaknya saat pelarangan becak di Jakarta, semua diangkut, ditumpuk, lalu dibawa entah kemana. Saat itu, beberapa bemo "disembunyikan" di rumah-rumah warga, yang kemudian dibawa sang pemilik menggunakan truk ke desanya, untuk kemudian dijual, daripada gak diganti sama sekali oleh pemda katanya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Pemda sendiri, memberikan jalan keluar/ menggantikan bemo dengan Qute. sejenis kendaraan kecil berkapasitas mirip Bajaj, dan menggunakan gas sebagi bahan bakarnya. Selain terus mengembangkan koridor Bus Transjakarta sebagai EvolusiBRT , dan terakhir program Jak Lingko unutk transportasi jarak dekat.

Awalnya Qute beroperasi, sama persis dengan trayek bemo sebelumnya yang hilang. Namun, kian hari, karena hanya muat 4 orang... tentunya angka pembagi biaya perjalanannya semakin besar sehingga penumpang harus membayar mahal. Jika sebelumnya ongkos terakhir menggunakan bemo per orang 4000 rupiah, dengan Qute ini, harus membayar 7000 ribu rupiah. Angka yang berbeda tipis dengan menggunakan ojek online bahkan bisa jauh lebih murah jika ada promo tertentu dari perusahaan OJOL (ojek online) tadi, ditambah waktu tempuh yang lebih cepat dengan menggunakan motor roda dua.
Akhirnya, selain minat konversi dari bemo lama ke Qute minim sekali, karena harganya terbilang "kemahalan", para supir bemo ini merubah ladang pencaharian mereka. Terakhir, saya bertemu ada yang menjadi Hansip, Satpam Gedung, atau berjualan di pasar. Alhamdulillah beberapa masih mengenali saya sebagai pelanggan lamanya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

At the end... si "monyong" yang tangki bensinnya hanya menggunakan dirigen bekas oli 5 ltr yang ditaruh di depan kaki penumpang atau di sandaran tengah antara supir dan penumpang ini, yang kalau distater businya suka meledak-ledak, yang kalau hujan kaca siis penumpangnya sudah berupa kardus atau triplek, yang kalau hujan lebat supirnya kewalahan karena harus menghapu air hujan dengan tangannya sambil nyetir... tinggal kenangan, namun saya cukup senang setelah menikah dan punya anak, mereka masih sempat merasakan berjalan-jalan dengan apa yang pernah ayahnya naik secara rutin dari jaman sekolah sampai lulus kuliah...

Pengen suatu hari beli bemo ini buat kenang-kenagan, dibagusin lagi, ditempeli lagi nomor trayek dan rutenya, lalu disimpan di garasi atau ruang tengah, dan kadang dipakai jalan-jalan keliling komplek buat manasin mesinnya....

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun