Mohon tunggu...
Mangunsong Rully
Mangunsong Rully Mohon Tunggu... Pemerhati SosPolEkBud

Pemerhati dan Penggiat Sosial Politik Ekonomi Budaya (SosPolEkBud)

Selanjutnya

Tutup

Music

VISI: Suara Penyanyi di Tengah Polemik Royalti Musik

5 September 2025   07:08 Diperbarui: 5 September 2025   07:08 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
VISI: Suara Penyanyi di Tengah Polemik Royalti Musik (Myllur Collection AI)

VISI: Suara Penyanyi di Tengah Polemik Royalti Musik

Di balik panggung yang gemerlap, suara penyanyi adalah jembatan yang membuat sebuah lagu hidup di hati pendengar. Namun, dalam sistem royalti musik Indonesia yang lama kacau, suara mereka sering tak terdengar. Dari keresahan itulah lahir VISI (Vocalista Indonesia), sebuah wadah yang menyatukan para penyanyi lintas generasi.

Sejarah Lahirnya VISI

VISI berdiri ketika penyanyi merasa bahwa posisi mereka dalam ekosistem musik sering dikesampingkan. Royalti lebih banyak dipandang hanya untuk pencipta, sementara penyanyi---yang menjadi wajah dan suara karya---tidak mendapat proporsi yang adil.

Selain itu, persoalan penarikan royalti ganda dan pembagian yang tidak transparan menambah panjang deretan masalah. Dalam kondisi inilah, para penyanyi sepakat bersatu untuk memperjuangkan hak mereka. VISI lahir sebagai representasi resmi agar suara penyanyi tak lagi tenggelam.

Langkah-Langkah yang Sudah Ditempuh

Sejak berdiri, VISI aktif bergerak di berbagai lini:

  1. Advokasi ke Pemerintah & DPR
    VISI rutin hadir dalam rapat dengan DPR, LMKN, dan pemangku kebijakan untuk memastikan hak penyanyi masuk dalam regulasi.

  2. Membangun Kesadaran Publik
    VISI gencar menyuarakan bahwa penyanyi juga bagian penting dari rantai hak cipta, sehingga pantas mendapat pembagian royalti yang jelas.

  3. Menghentikan Praktik Tidak Adil
    VISI menolak praktik pemotongan royalti yang merugikan penyanyi dan mengawal isu agar distribusi dilakukan secara proporsional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun