Mohon tunggu...
Ruli Mustafa
Ruli Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

THE TWINSPRIME GROUP- Founder\r\n"Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihat apa yang disampaikannya" (Ali bin Abi Thalib ra). E-mail : hrulimustafa@gmail.com. Ph.0818172185. Cilegon Banten INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dilema Intelijensi Artifisial (AI)

11 April 2018   06:44 Diperbarui: 11 April 2018   08:17 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"New technologies suggest that it's just a matter of time before we're truly in a world of special effects, and distrustful of everything we see and hear" - Dave Roos,  SeekerCom 2017

Tahun 2017 lalu, media mainstream dunia, The Guardian pernah menulis sebuah headline ; "The future of fake news: don't believe everything you read, see or hear" -  Masadepan berita palsu : jangan percaya apa saja yang kalian baca, lihat atau dengar.

Peringatan ini tidaklah main-main, sebab faktanya kini kita tengah berjalan menuju entitas dunia yang akan penuh dengan kepalsuan dan manipulasi sebagai dampak dari mudahnya fabrikasi bacaan serta produk audio visual, hasil perkembangan teknologi informasi dan multimedia termutakhir, ini berkah berantai dari kecanggihan "artificial intelligence", alias kecerdasan buatan, sang pisau bermata dua.

Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI, menurut Wikipedia, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.

Betapa tidak, kalau saat ini kita hanya tahu soal hoax itu adalah sebatas berita palsu (fake news) dengan tautan gambar gambar hasil montase, maka dalam waktu tak lama lagi suara dan video seseorangpun bisa dibuat seolah olah riil, padahal palsu. Aplikasi yang bisa memanipulasi tampilan seseorang ataupun sebuah peristiwa tak lagi sebatas montase photoshop dan kamera 360 plus, melainkan sudah jauh lebih canggih lagi.

Kalau kini anda dengan mudah bisa mengunduh aplikasi picart di google store untuk melakukan aneka rekayasa fotografi, sehingga anda bisa berselfie di depan menara Eiffel Paris atau tembok China, tanpa anda harus kesana, maka sebentar lagi anda juga bisa memperoleh aplikasi video yang bisa memanipulasi seolah anda berada disatu tempat, padahal tempat itu tak pernah anda kunjungi sekalipun, mungkin hari ini anda bilang itu hebat, tapi kelak akan dianggap "biasa-biasa" saja.

Bayangkan, suatu masa, anda bisa dituduh sebagai pelaku kejahatan karena bukti rekaman CCTV palsu misalnya, atau video rekayasa wawancara anda berkonten melanggar hukum, yang sebenarnya tidak pernah anda lakukan, bukankah itu fitnah yang keji ?, dan kemungkinan kemungkinan lainnya.

Inilah sebuah gambaran "mengerikan" tentang efek domino dari perkembangan era digital. Terobosan di bidang teknologi informasi dan multimedia di abad ini terus menuai banyak pro dan kontra, khususnya terkait dengan etika serta kejujuran para "end-users"-nya.

Akselerasinya menggila, bahkan menerobos jauh ke hal hal yang kita tidak duga duga, terutama menyangkut aneka fabrikasi dan rekayasa sosial, yang jika tak ada kontrol, akan sangat berbahaya bagi perkembangan peradaban manusia.

Mengapa demikian ?, sebab orang orang yang tidak cukup persiapan pengetahuan dan tak siap dengan realitas era digital tersebut, akan mudah digiring oleh aneka muslihat opini yang terus merebak, diproduksi oleh mereka yang tidak mengedepankan adab sebelum ilmu.

Kini hanyalah soal waktu sebelum aplikasi penuh tipuan tersebut disempurnakan. Kita benar benar berada di dunia yang penuh tipu muslihat, disaat itulah dengan temuan aneka aplikasi rekayasa dan 'special effects', teknologi menjadi benar benar sebuah pisau bermata dua yang berada di tangan anda, mau dipakai untuk manfaat atau justru larut dalam dunia yang penuh mudarat?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun