Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Puluh Tahun Merdeka, Masihkah Orang Timor Leste Memahami Bahasa Indonesia?

8 Agustus 2021   11:07 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:21 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Timor Leste (kupang.tribune.com)

Republik Demokratik Timor Leste (dahulu Timor Timur) adalah sebuah wilayah yang berbatasan dengan propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Timor Leste memiliki hubungan sejarah yang panjang salah satunya dengan Indonesia, selain Portugis yang menjajah mereka sejak abad ke 16.

Setelah kelompok Fretilin menyatakan kemerdekaan Timor Timur dari Portugis pada 28 Nopember 1975, milisi Indonesia memasuki wilayah itu 9 hari kemudian dengan maksud invasi.

Indonesia mengklaim jika "Si Anak Hilang" (julukan yang diberikan mantan Presiden Soeharto kepada Timor Timur) adalah bagian propinsinya yang ke 27.

Oleh karenanya, Presiden Soeharto melarang penggunaan bahasa Portugis yang biasanya digunakan penduduk Timor Timur. Soeharto menanamkan Bahasa Indonesia kepada penduduk Timor Timur.

Bahasa Indonesia dipelajari di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi di sana.

Pada tanggal 30 Agustus 1999 diadakan referendum yang disponsori PBB. Hasilnya hampir 80 persen penduduk Timor Timur ingin berdiri sendiri. Sedangkan sisanya tetap ingin menjadi bagian dari NKRI.

Nama Timor Timur berubah menjadi Timor Leste setelah negara itu resmi diakui sebagai sebuah negara pada 20 Mei 2002.

Kini dua puluh tahun sudah, Timor Leste merdeka. Pertanyaannya adalah apakah Bahasa Indonesia masih dikenal oleh penduduk di sana?

Pasalnya setelah resmi menjadi negara pada 20 Mei 2002 seperti yang disebutkan di atas, pemerintah di sana menetapkan bahasa Portugis dan bahasa Tetun sebagai bahasa resmi di Timor Leste.

Selain kedua bahasa di atas, pemerintah Timor Leste juga meminta warganya belajar bahasa Inggris.

Namun karena memang sudah terkait erat secara historis, maka banyak warga setempat yang masih menggunakan Bahasa Indonesia.

Menariknya, karena wilayah Timor Leste berdekatan dengan Indonesia, banyak warga di sana yang menyaksikan siaran televisi Indonesia yang mereka tonton dari televisi parabola atau berbayar.

Konon, mereka lebih menyukai sinetron-sinetron atau film berbahasa Indonesia ketimbang hiburan lain dalam bahasa Portugis.

Kemampuan mereka berbahasa Indonesia juga lebih terasah, mereka juga melihat acara-acara lainnya dari televisi Jakarta itu seperti berita, maupun lagu-lagu berbahasa Indonesia.

Memang sesudah merdeka, Bahasa Indonesia tidak lagi diajarkan di institusi pendidikan. Meski demikian, Bahasa Indonesia masih sering terlihat warga bertransaksi jual-beli di pasar-pasar menggunakan Bahasa Indonesia.

Dalam keseharian, warga di sana banyak menggunakan bahasa Tetun atau Portugis. Namun di bidang akademik atau penulisan formal mereka menggunakan bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia.

Banyak siswa SMA yang menyelesaikan tugas akhir dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Begitu pun mahasiswa atau dosen yang melakukan kajian ilmiah.

Nama-nama orang, tempat, dan sebagainya di Timor Leste banyak menggunakan bahasa Portugis, akan tetapi menurut penelitian bahasa Portugis sendiri hanya sedikit digunakan di sana.

Hal tersebut lantaran kadung, Presiden Soeharto melarang penggunaan bahasa Portugis itu selama pendudukan.

Ketika pemerintah menggencarkan kembali kampanye penggunaan bahasa Portugis kepada warga, namun banyak generasi milenial yang enggan meminatinya. Mereka lebih menyukai bahasa Tetun yang menunjukkan jati diri bangsa Timor Leste.

Hanya sekitar 5 persen saja warga Timor Leste yang fasih berbahasa Portugis (Laporan PBB tahun 2006).

Akan tetapi banyak pakar bahasa di Timor Leste yang mempertanyakan laporan itu. Institut Linguistik Nasional Timor Leste menyebutkan bahasa Portugis digunakan di sana sebesar 25 persen dari total populasi.

Tidak sangka ya, kendati sudah dua puluh tahun merdeka, ternyata masih banyak warga di sana yang masih menggunakan Bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun