Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Nostalgia, Mengenal Sejarah "Oplet Si Doel" yang Sudah Ada di Jalanan Ibu Kota Sejak 1930

19 Juni 2021   10:05 Diperbarui: 19 Juni 2021   10:26 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oplet Si Doel Anak Sekolahan (carmudi.co.id)

Di masa Perang Dunia ke II dimana Jepang datang ke Indonesia, maka Jepang melarang pengoperasian angkutan ini.

Namun setelah berakhirnya PD ini, dimana Dai Nippon dihancur leburkan Amerika Serikat, Jepang kembali ke negaranya.

Maka setelah itu, oplet kembali hadir di jalanan ibukota.

Oplet pada masa itu, untuk menjalankannya maka bagian depannya harus diengkel dulu beberapa kali putaran agar panas dan mulai bisa berjalan.

Ruangan depan kendaraan ini bisa diduduki oleh dua orang, satu untuk pengemudi, dan satu orang lagi di sampingnya.

Sedangkan di belakang, untuk para penumpang.

Lantai kendaraan terbuat dari kayu. Sedangkan atapnya dari seng dan rangka kayu.

Sejatinya ada sarana angkutan umum lainnya pada saat itu, yaitu trem. Tetapi karena ongkos trem lebih mahal daripada oplet, maka masyarakat lebih memilih untuk menggunakan oplet ini.

Kurun waktu 1960-1970 an merupakan booming angkutan umum oplet ini. Itu disebabkan di Jakarta sangat jarang ditemukan angkutan umum yang lebih besar, seperti bus.

Cikal bakal adanya angkutan umum seperti yang kita kenal sekarang ini umpamanya apa yang disebut KWK (Koperasi Wahana Kalpika), Metro Mini, atau Mikrolet adalah atas kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Tjokropranolo.

Alasan Tjokropranolo melarang penggunaan oplet pada tahun 1980 itu karena oplet dianggap semakin tua yang tidak layak lagi untuk dioperasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun