Timnas Belanda memang jagonya si kulit bundar. Belanda menjadi salah satu kiblat sepakbola dunia. Tim Oranye beberapa kali mencapai puncak Piala Dunia, dan juara Piala Eropa.
Para pemainnya bertebaran di sejumlah klub Eropa dan dunia.
Negara kincir angin itu tentunya sudah akrab di telinga kita. Karena memiliki hubungan historis yang sangat panjang dengan Indonesia.
Di Indonesia juga ada satu daerah yang dijuluki dengan "Belanda Hitam".
Pada jaman Belanda dulu, banyak warga Maluku yang menjadi anggota tentara KNIL (Koninglijke Nederlandsch Indische Leger).Â
Selama masa Indonesia memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaannya dari tahun 1945 sampai 1949, mereka berjuang untuk pihak Belanda. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tewas di tangan tentara Jepang.
Militer Belanda harus hengkang dari Indonesia setelah pengakuan kedaulatan RI pada 27 Desember 1949. Namun hubungan yang mesra antara orang-orang Maluku, mereka enggan patah hati.
Banyak orang Maluku pergi ke negeri Belanda dan menjadi warganegara Negeri Kincir Angin tersebut. Sampai kini, banyak ditemui di negara itu orang-orang keturunan Maluku.
Paska orang-orang Belanda itu kembali ke negaranya, di Maluku terbentuk apa yang dinamakan dengan Republik Maluku Selatan (RMS) pada tanggal 25 April 1950 dibawah pimpinan Chris Soumokil.
Karena orang-orang Belanda lihai bermain bola, maka hal itu berpengaruh juga kepada orang-orang Maluku, baik yang di Negeri Kincir Angin itu, maupun yang di Kepulauan Maluku sendiri yang ikut-ikutan jago main bola.
Siapa yang tak kenal dengan nama-nama ini yang ikut memperkuat Timnas Oranye di berbagai kompetisi. Dan yang paling kesohor adalah Giovanni van Bronckhorst yang sangat berperan bahkan menjadi kapten Timnas Belanda di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.